Gerindra Minta Bawaslu Bentuk Pengawas Independen Pantau Pemilu di Malaysia

Basri mengaku khawatir jika kecurangan pemilu tak segera ditindak

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2019, 19:48 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2019, 19:48 WIB
pemilu-ilustrasi-131024c.jpg
Ilustrasi pemilih surat suara.

Liputan6.com, Jakarta - Surat tercoblos ditemukan di Malaysia. Caleg Partai Gerindra, Basri Kinas Mappaseng menilai temuan itu menguatkan adanya dugaan praktek jual beli suara.

Dia mendorong adanya badan pengawas independen untuk mengawasi tindak kecurangan demi menegakkan jalannya Pemilu yang jujur dan adil.

"Diperlukan Badan Independen untuk mengawasi jalannya Pemilu di Malaysia agar berjalan jujur dan adil agar nanti Pemilu ini menghasilkan pemimpin dan anggota dewan yang bersih," kata Basri kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Basri mengaku khawatir jika kecurangan pemilu tak segera ditindak. Apalagi sebagai caleg DPR dari Dapil II DKI Jakarta dan luar negeri, menganggap kasus itu justru semakin mencederai rakyat dan sistem demokrasi di Indonesia.

"Kasihan negara Indonesia yang kaya tapi banyak penduduknya miskin karena ulah pengambil keputusan yang berjiwa kotor dan manipulatif," ujar Basri

Sebelumnya, Basri telah melaporkan dugaan jual beli suara di Malaysia itu ke Bawaslu. Laporan ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya mengadu ke Bawaslu pada Jumat, 5 April 2019. 

Menurut Basri, celah kecurangan itu akibat ketidaktransparanan Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) Malaysia dalam menerapkan sistem.

Di samping itu, beberapa anggota panitia itu merupakan Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia ataupun Atase Sosbud KBRI yang menjabat Ketua PPLN Kuala Lumpur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kritik Sistem Pengiriman

Penyortiran dan Pelipatan Kertas Suara
Surat suara untuk Pilpres 2019 yang akan dilipat di Gudang KPU, Cibinong, Bogor, Kamis (7/3). Libur Nyepi, dimanfaatkan 650 pekerja menyelesaikan tenggat waktu penyortiran dan pelipatan 17 juta surat suara Pemilu 2019. (merdeka.com/Arie Basuki)

Seharusnya, kata Basri, dalam penyelenggaraan Pemilu di luar negeri lebih baik menggunakan masyarakat maupun mahasiswa Indonesia sebagai panitia. Dirinya juga mengkritik sistem pemilihan memakai metode pos lantaran bisa menjadi celah kecurangan surat suara.

"Ini sangat rawan untuk diselewengkan," ujar Basri.

Sebelumnya, beredar luas video berdurasi singkat yang menampilkan masyarakat setempat menggerebek sebuah ruko kosong yang disebutkan berada di kawasan Bandar Baru Bangi, Selangor, Malaysia.

Di dalam ruko itu ditemukan sejumlah kantong berisi surat suara yang diduga sudah dicoblos untuk pemilihan presiden pasangan tertentu.

Tidak hanya itu ditemukan juga surat suara yang tercoblos untuk beberapa nama calon anggota legislatif dari partai politik tertentu.

 

Reporter: Raynaldo Ghiffari Lubabah

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya