Liputan6.com, Jakarta - Indeks pasokan properti komersial pada kuartal IV-2015 menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya, dari 0,45 persen (qtq) menjadi 0,88 persen (qtq).
Survei Perkembangan Properti Komersial yang dirilis Bank Indonesia menyebut pertumbuhan pasokan properti komersial disumbang oleh hampir semua segmen properti, kecuali convention centre yang mengalami penurunan (-1,40 persen, qtq) lantaran tidak beroperasinya Golf Wedding Hall, Jakarta.
Dinukil dari laman Rumah.com, Pertumbuhan pasokan tertinggi dialami oleh segmen apartemen sebesar 5,48 persen (qtq) dan 23,20 persen (yoy), terutama apartemen jual di wilayah Jakarta, seperti The Hundred, Ammi Residence, Menteng 37, Fatmawati City center, The Batik Apartemen@Pejaten, dan Harisson City Light.
Di lihat dari wilayah, Bandung mendapatkan kenaikan pasokan tertinggi pada perkantoran sewa (11,03 persen, qtq). Sementara itu, wilayah Makassar mendapat pasokan tertinggi di segmen hotel (18,48 persen, qtq). Hal ini terkait dengan mulai tumbuhnya kegiatan perekonomian di wilayah Timur Indonesia.
Secara tahunan, indeks pasokan properti komersial juga mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, yaitu dari 1,92 persen (yoy) menjadi 2,49 persen (yoy).
Kenaikan pasokan berasal dari semua segmen, kecuali segmen convention hall yang mengalami kontraksi sebesar -2,98 persen (yoy). Sedangkan kenaikan pasokan tertinggi terjadi di segmen apartemen (23,20 persen, yoy), khususnya apartemen jual (strata).
Permintaan Melemah
Di sisi permintaan, indeks permintaan terhadap properti komersial pada kuartal IV-2015 menunjukkan perlambatan sebesar 0,54 persen (qtq) dan 13,63 persen (yoy), dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 1,17 persen (qtq) dan 14,08 persen (yoy).
Beberapa segmen properti komersial mengalami perlambatan permintaan dibandingkan kuartal sebelumnya. Permintaan terhadap hotel turun dari 22,78 persen (qtq) menjadi 6,49 persen (qtq), sedangkan kompleks pergudangan turun dari 3,41 persen (qtq) menjadi 0,75 persen (qtq).
Riset Bank Indonesia menyebut, perlambatan permintaan yang terjadi pada hotel sejalan dengan berakhirnya peak season yang terjadi pada kuartal III-2015.
Penurunan permintaan hanya terjadi pada ritel, dari 0,24 persen (qtq) pada kuartal III-2015 menjadi -0,37 persen (qtq) yang disebabkan oleh perlambatan kegiatan usaha.
Secara tahunan, perlambatan permintaan terjadi pada segmen perkantoran (0,43 persen, yoy), ritel (4,71 persen, yoy), dan lahan industri (14,68 persen, yoy). Di sisi lain, convention hall justru mengalami kontraksi sebesar -27,55 persen (yoy) sejalan dengan masih belum pulihnya kegiatan bisnis.Â
Properti Komersial, Pasokan Tak Sebanding Permintaan
Pertumbuhan pasokan properti komersial disumbang oleh hampir semua segmen properti.
diperbarui 24 Feb 2016, 10:06 WIBDiterbitkan 24 Feb 2016, 10:06 WIB
Siluet tiang konstruksi pembangunan gedung bertingkat terlihat di Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Orang Islam Bekerja kepada Nonmuslim Jangan Kecil Hati, Begini Kata Gus Baha
Ruben Amorim Beberkan Pemain Manchester United yang Punya Potensi Besar Berkembang
Menikmati Keajaiban Alam di Puncak Guha Garut
Rencana Perubahan Konsep PPDB Mulai 2025, Sistem Zonasi Tetap Dipertahankan?
VIDEO: Briptu Fadhilatun Nikmah, Polwan Pembakar Suami hingga Tewas Divonis 4 Tahun Penjara
Tren Perawatan Holistik 2025, Bio Cell Jawab Kebutuhan Regenerasi Tubuh dan Kulit
VIDEO: Heboh! Penipuan 'Deepfake' Pakai Wajah Prabowo, Satu Pelaku Ditangkap
VIDEO: Dua Anak Tewas Tertimbun Longsor di Oku Timur, Evakuasi Jasad dengan Alat Seadanya
Perjalanan Tom Cruise di Film Populer Top Gun: Aksi Maverick Sang Pilot Tempur di Vidio
Jenazah Zukhi, Korban Kebakaran Glodok Plaza Dibawa ke Pekanbaru
Mental Health Tips: Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan Mental
Novita Hardini Desak Kementerian Perindustrian Tindak Lanjuti Masalah Over Capacity Produksi Semen