Ilmuwan Klaim Temukan Warna yang Baru Dilihat 5 Orang: Olo, Seperti Apa?

Sejumlah ilmuwan mengklaim telah menemukan warna baru yang unik, disebut 'olo', yang baru dilihat oleh lima orang di dunia. Warna ini dihasilkan melalui manipulasi gelombang cahaya.

oleh Agustin Setyo Wardani Diperbarui 24 Apr 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2025, 11:00 WIB
'Olo' Warna Terbaru Ditemukan Ilmuwan
'Olo' Warna Terbaru Ditemukan Ilmuwan, Baru Dilihat 5 Orang di Bumi (Ilustrasi Popular Science)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak lima orang dilaporkan telah melihat sebuah warna baru yang dijuluki "olo." Menurut para ilmuwan, hal ini berkat sebuah eksperimen yang melibatkan penembakan pulsa laser ke mata mereka.

Mengutip laman Smithsonian Mag, Kamis (24/4/2025), metode penembakan pulsa laser ke mata ini memungkinkan kelima orang tersebut melihat rona cerah yang digambarkan sebagai warna biru-hijau dengan saturasi yang belum pernah ada sebelumnya atau disebut olo. 

Hal ini berdasarkan sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances minggu lalu.

Salah satu penulis studi, Ren Ng, yang merupakan engineer listrik di University of California Berkeley, yang melihat warna olo mengatakan, "Itu sangat mencengangkan, sangat menjemukan," katanya.

"Kami memperkirakan sejak awal bahwa itu akan terlihat seperti sinyal warna yang belum pernah ada sebelumnya. Tapi kami tidak tahu apa yang akan dilakukan otak dengannya," tutur Ng.

Sekadar informasi, retina manusia biasanya memiliki tiga jenis sel kerucut yang memungkinkan mata manusia mendeteksi berbagai panjang gelombang cahaya.

Kerucut L mendeteksi berbagai panjang gelombang cahaya. Kerucut M mendeteksi panjang gelombang sedang, yang biasa dilihat sebagai warna hijau.

Sementara kerucut S menangkap panjang gelombang pendek yang biasa dilihat sebagai warna biru.

Dengan perangkat tertentu

'Olo' Warna Terbaru Ditemukan Ilmuwan
'Olo' Warna Terbaru Ditemukan Ilmuwan, Baru Dilihat 5 Orang di Bumi (Ilustrasi NDTV)... Selengkapnya

Jika kerucut M dengan panjang gelombang menengah diaktifkan dalam kondisi alami, baik kerucut S maupun L juga akan diaktifkan. Pasalnya kerucut tersebut sedikit tumpang tindih dalam panjang gelombang yang dideteksinya.

Jadi, para peneliti bertanya-tanya apa yang bakal terjadi kalau hanya kerucut M yang distimulasi.

Para ilmuwan pun memakai perangkat bernama Oz untuk melakukannya. Perangkat ini dilengkapi laser yang dapat menstimulasi sel kerucut tunggal.

Adapun lima orang yang melihat warna "olo" itu adalah empat laki-laki dan satu perempuan. Mereka turut berpartisipasi dalam penelitian tersebut, di mana tiga di antaranya adalah anggota tim peneliti.

Dua peserta lainnya adalah ilmuwan di Universitas Washington yang tidak mengetahui apa pun tentang tujuan percobaan tersebut.

Bagaimana proses dilakukan?

Para peneliti memetakan bagian retina setiap peserta untuk menentukan posisi setiap jenis sel kerucut. Kemudian, mereka hanya menstimulasi sel kerucut M dengan laser dan meminta mereka untuk menjelaskan apa yang mereka lihat.

Ng mengatakan, kepada BBC Radio 4, warna olo jauh lebih jenuh atau saturated ketimbang warna apa pun yang dapat dilihat di dunia maya.

"Katakanlah Anda menjalani hidup dan Anda hanya melihat warna pink, baby pink, dan pink pastel. Lalu suatu hari Anda pergi ke kantor dan seseorang mengenakan kemeja dan itu adalah baby pink paling intens yang pernah Anda lihat. Itu adalah warna baru dan kami menyebutnya merah," katanya.

Untuk memastikan para peserta benar-benar melihat warna baru, mereka juga mengikuti uji pencocokan warna. Dalam salah satu percobaan, para peserta melihat olo di samping rona yang dapat disesuaikan dan diminta untuk mencocokkan warnanya dengan olo sedekat mungkin.

Kemudian, tim peneliti meminta mereka untuk memutar tombol putar untuk menyesuaikan olo dengan menambahkan atau menghilangkan cahaya putih, hingga warnanya cocok dengan saturasi teal.

Semua peserta pun menghilangkan saturasi olo dengan menambahkan cahaya putih agar lebih mendekati teal.

Bukan Warna Baru

Peneliti cahaya di Max Planck Institute for Biological Cybernetics Manuel Spitschan mengatakan, studi tersebut menarik.

"Sebuah kemajuan yang benar-benar inovatif dalam kemampuan memahami fotoreseptor yang mendasari penglihatan warna. Pertanyaan terbuka adalah bagaimana kemajuan ini bisa digunakan," katanya.

Menurut peneliti penglihatan di University College London Andres Stockman mengatakan, hasil penelitian ini bukan hanya menyenangkan tetapi memungkinkan orang dengan buta warna merah-hijau untuk mengalami penglihatan normal.

Sementara, tak semua orang yakin bahwa olo benar-benar warna baru. Peneliti penglihatan di Universitas London John Burbur mengatakan, hasil penelitian itu memiliki nilai terbatas.

"Ini bukan warna baru, tetapi hijau yang lebih jenuh yang hanya dapat dihasilkan pada subjek dengan mekanisme kromatik merah hijau normal, jika satu-satunya masukan berasal dari kerucut M," tutur Burbur.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya