Liputan6.com, Jakarta Indeks pasokan properti komersial pada kuartal I-2016 tercatat sebesar 105,85, atau tumbuh 0,74% (qtq) dibandingkan kuartal IV-2015 (105,07). Pertumbuhan indeks pasokan properti komersial tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya (0,77%, qtq). Demikian riset Perkembangan Properti Komersial yang dirilis Bank Indonesia.
Pertambahan pasokan properti komersial tertinggi pada kuartal I-2016, terutama terjadi pada segmen apartemen (6,11%, qtq), hotel (2,90%, qtq), dan convention hall (2,34%, qtq).
Baca Juga
Dinukil dari Rumah.com, berdasarkan wilayah, meningkatnya pasokan properti komersial terutama terjadi di Surabaya (3,13%, qtq), dalam bentuk perkantoran (28,88%, qtq). Selain itu, peningkatan pasokan properti juga terjadi di Banten (0,85%, qtq) dan Jabodebek (0,76%, qtq), keduanya terutama dalam segmen apartemen.
Advertisement
Pasokan apartemen di Jabodebek dan Banten yang mengalami peningkatan terutama adalah apartemen kelas menengah-bawah dan bawah. Hal ini disebabkan harga kedua tipe apartemen tersebut masih tergolong rendah, dan pengembang berharap dapat mengoptimalkan penjualan apartemen.
Secara tahunan, indeks pasokan properti komersial juga mengalami pertumbuhan, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, yaitu dari 1,77% (yoy) menjadi 2,74% (yoy).
Kenaikan pasokan berasal dari semua subsektor, kecuali convention hall yang mengalami penurunan -0,72% (yoy). Kenaikan pasokan tertinggi terjadi di subsektor apartemen (24,79%, yoy), khususnya apartemen strata title.
Peningkatan Permintaan di 3 Kota
Riset Bank Indonesia memperlihatkan, permintaan terhadap properti komersial pada kuartal I-2016 melambat. Indeks permintaan terhadap properti komersial pada kuartal I-2016 tercatat sebesar 127,26, atau tumbuh 0,38% (qtq) dibandingkan kuartal sebelumnya (126,78).
Peningkatan permintaan properti komersial pada kuartal I-2016 tersebut melambat jika dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya (0,53%, qtq). Permintaan properti komersial yang mengalami peningkatan terutama di subsektor apartemen (4,59%, qtq) dan kompleks pergudangan (0,37%, qtq).
Berdasarkan wilayah, peningkatan permintaan properti komersial terjadi di Surabaya (1,37%, qtq), terutama dalam bentuk perkantoran (12,97%, qtq) sejalan dengan penurunan harga perkantoran strata title.
Selain itu, wilayah Banten dan Jabodebek juga mengalami peningkatan permintaan, masing masing 0,45% (qtq) dan 0,43% (qtq), terutama pada subsektor apartemen yang tumbuh 4,42% (qtq) di wilayah Banten dan 4,77% (qtq) di wilayah Jabodebek, khususnya berupa apartemen strata title.
Di sisi lain, terdapat beberapa wilayah yang mengalami penurunan permintaan, yaitu Bandung (-2,32%, qtq) serta Makassar dan Medan, dimana keduanya mengalami penurunan -0,06% (qtq), terutama untuk subsektor hotel.
Secara tahunan, permintaan terhadap properti komersial pada kuartal I-2016 mengalami peningkatan 3,64% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2015 (10,02%, yoy). Peningkatan permintaan terutama terjadi pada segmen apartemen (23,52%, yoy), diikuti segmen hotel (18,78%, yoy), dan convention hall (18,14%, yoy).
Berdasarkan wilayah, peningkatan tertinggi terjadi di wilayah Semarang (6,38%, yoy) dan Bandung (6,23%, yoy), terutama berupa permintaan apartemen (masing-masing tumbuh 20,75%, yoy dan 7,97%, yoy) dan Surabaya (5,93%, yoy) terutama berupa permintaan atas properti perkantoran (21,50%, yoy), berupa perkantoran jual.