Selain Jago Mengembangkan Kawasan, Pengembang ini Jago Cetak Laba

Bisnis perusahaan ini juga di bidang penjualan dan penyewaan real estat, pusat perbelanjaan, fasilitas perkantoran, dan sarana penunjangnya.

oleh Wahyu Ardiyanto diperbarui 17 Apr 2017, 17:43 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2017, 17:43 WIB
20170417-Pengembang yang piawai bukukan laba
Perusahaan yang dibentuk pada tahun 1975 ini memang fokus pada pengembangan bisnis di sektor properti, seperti pembangunan real estat beserta sarana penunjangnya. (Rumah.com)

Liputan6.com, Jakarta Terjun ke bisnis properti memang tidak saja harus memiliki pemikiran ataupun gagasan yang out of the box, namun juga harus mampu memainkan insting bisnis secara tajam, serta didukung konsep bisnis yang dijalankan secara konsisten.

(Baca juga: 3 Pilihan Saham Kawasan Industri Paling Potensial)

Itulah keunggulan PT. Summarecon Agung, pengembang yang sukses membangun kawasan-kawasan baru disetiap daerah yang dikembangkannya. Perusahaan yang dibentuk pada tahun 1975 ini memang fokus pada pengembangan bisnis di sektor properti, seperti pembangunan real estat beserta sarana penunjangnya serta menjalankan usaha dalam bidang jasa dan perdagangan.

Dan hingga saat ini, ruang lingkup bisnis perusahaan juga bergerak di bidang penjualan maupun penyewaan real estat, pusat perbelanjaan, fasilitas perkantoran, beserta sarana penunjangnya.

Berbekal konsep tersebut serta konsitensinya dalam menjalankan bisnis, kini PT. Summarecon Agung menjadi salah satu pengembang papan atas yang memiliki ciri khas tersendiri pada setiap proyek-proyeknya: Berkonsep kawasan dengan tetap mengedepankan nuansa areal komersial sebagai added value.

Siapa yang tidak kenal Mal Kelapa Gading, sebuah kawasan perbelanjaan kelas atas yang ada di daerah ‘mahal’ Kelapa Gading? Summarecon Mall Bekasi, sebuah areal perbelanjaan dan rekreasi keluarga yang berada di daerah penyangga Jakarta? Atau Summarecon Mall Serpong atau biasa di singkat SMS yang terdiri dari dua bagian yaitu SMS I & II?

Ya, semua areal tadi pada awalnya memang dibangun untuk mendukung kawasan perumahan yang dikembangkan oleh PT. Summarecon Agung. Namun pada perkembangannya, fasilitas komersial yang dibangun tersebut justru malah menjadi ‘magnet’ bagi kawasan tersebut. Itu sebab ke depannya, konsep tersebut terus digunakan perusahaan dalam mengembangkan setiap proyek kawasan terbarunya.

Segala hal pasti memiliki konsekuensi, begitupun yang dilakukan oleh PT. Summarecon Agung ini. Meskipun dari catatan laporan keuangan yang diterima Rumah.com terlihat bahwa kondisi laba perusahaan dalam 1 tahun periode berjalan (30 September 2015 – 30 September 2016) mengalami penurunan.

Penurunan ini berasal dari penurunan laba kotor sekitar 180 persen. Dari Rp1.503.848.661 (2015) menjadi Rp834.832.764 (2016), serta peningkatan beban penjualan yang berkisar diangka 27,6 persen, dari Rp166.213.840 (2015) menjadi Rp212.006.533 (2016).

Kondisi itupun ditambah dengan adanya penurunan pendapatan bersih yang diterima perusahaan dalam 1 tahun terakhir dari Rp4.496.273.327 (2015) menjadi Rp3.613.952.693 (2016), atau turun sekitar 24,41 persen.

Belum lagi penurunan yang terjadi pada pos laba periode berjalan dari Rp971.4242.776 (2015) menjadi Rp250.196.553 (2016). Sementara secara total laba/rugi perusahaan pun mengalami penurunan dari Rp971.424.776 (2015) turun sekitar 288,26 persen menjadi Rp250.196.553 (2106).

Namun jangan keliru, penurunan yang terjadi dalam aktivitas perusahaan jangka pendek memang tidak menunjukan kinerja yang sebenarnya dari sebuah perusahaan. Karena ketika kita melakukan analisa sebuah laporan keuangan perusahaan, kondisi jangka pendek, terlebih hanya dalam hitungan 1 tahun, belum bisa dijadikan dasar bahwa perusahaan sedang mengalami penurunan.

Seperti terlihat dari laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada periode waktu September 2016, justru kondisinya akan menarik ketika kita amati yang terjadi pada aset perusahaan yang sifatnya jangka panjang.

Tengok saja pada beberapa kawasan yang dikembangkan perusahaan seperti Summarecon Bandung, Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi, Summarecon Bogor, Summarecon Makassar, dan Summarecon Karawang. Ke-6 aset nya mengalami peningkatan tanpa ada yang mengalami penurunan dari 6  lokasi yang menjadi concern perusahaan dalam beberapa tahun kedepan.

Summarecon Bandung dengan total luas 3.344.691m2 mengalami kenaikan 1,22 persen dari Rp1.569.894.595 (2015) menjadi Rp1.589.021.396 (2016). Summarecon Serpong juga mengalami peningkatan aset sebesar 7,18 persen dari Rp942.590.498 (2015) menjadi Rp1.010.302.670 (2016).

Summarecon Bekasi sekalipun masih terus dalam pengembangan juga mengalami peningkatan sekitar 1,15 persen dari Rp964.132.733 (2015) menjadi Rp975.264.812 (2016). Bogor pun mengalami peningkatan 0,95 persen dari Rp755.109.926 (2015) menjadi Rp762.273.561 (2016).

Sementara dua kawasan baru yang sedang dikerjakan oleh PT. Summarecon Agung adalah Summarecon Karawang dari Rp383.464.725 (2015) meningkat 0,72 persen menjadi Rp386.212.986 (2016).

Dan dari ke-6 kawasan yang sedang dalam taraf pengembangan pada akhirnya memang menempatkan Summarecon Makassar sebagai lokasi yang memiliki peningkatan cukup tinggi dibanding 5 daerah lainnya. Dari Rp543.046.003 ( 2015) menjadi Rp729.307.178 ( 2016). Berarti dalam 1 tahun berjalan ada peningkatan nilai aset sebesar 34,30 persen.

Terbukti kan bahwa pengembang ini bukan hanya jago mengembangkan kawasan namun juga mahir mencetak laba! Tertarik ingin memiliki hunian dengan fasilitas pendukung yang komplit dengan kisaran harga Rp1 miliar? Simak puluhan pilihan perumahannya di sini!

Sumber : Laporan Keuangan PT. Summarecon

Achmad Fachrezzy

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya