Faktor Pemicu Harga Properti Selalu Naik

Inilah faktor-faktor yang mengakibatkan harga properti terus meningkat tiap tahunnya.

oleh Fathia Azkia diperbarui 03 Mei 2017, 16:41 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2017, 16:41 WIB
Apartemen Investasi Tepat 2016? Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?
Inilah faktor-faktor yang mengakibatkan harga properti terus meningkat tiap tahunnya.

Liputan6.com, Jakarta Ketimbang berinvestasi saham, reksadana, atau obligasi, sebagian investor saat ini lebih melirik investasi properti sebab dipandang punya banyak keunggulan. Lantas seberapa menarikkah bisnis properti hingga menyebabkan nilainya nyaris tak pernah terjun drastis?

Harus terus dicamkan, bahwasanya fakta membuktikan luas daratan di bumi tidak pernah bertambah secara signifikan, (bahkan cenderung berkurang) sementara jumlah penduduk selalu meningkat. Hal ini berlaku di seluruh permukaan bumi, termasuk Indonesia.

Baca: Investasi Properti Batam Makin Menggiurkan

Fakta lainnya adalah tidak akan pernah ada properti yang sama persis, khususnya mengenai lokasi. Faktor kelangkaan dan keunikan properti inilah yang menjadi pola pikir mendasar bagi sebagian besar pebisnis untuk berinvestasi di bidang properti.

Melansir Rumah.com, berikut faktor lain yang mengakibatkan harga properti terus meningkat tiap tahunnya.

1. Kekurangan Hunian
Hingga tahun ini, Pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR mencatat backlog atau kesenjangan kebutuhan perumahan di Indonesia masih sekitar 11 juta unit.

Jumlah ini bisa jadi akan semakin meningkat seiring dengan angka pertumbuhan penduduk. Inilah yang akhirnya membuat harga rumah selalu naik, sebab permintaan yang meningkat tidak sejalan dengan pasokan huniannya.

2. Sulitnya Mencari Rumah Kelas Menengah Bawah
Kebutuhan rumah untuk kalangan menengah ke bawah mempunyai porsi terbesar di Indonesia. Kelas menengah ke bawah ini adalah keluarga yang berpenghasilan di bawah kisaran Rp5 Juta per bulan.

Untuk mengatasi problem ini, Pemerintah bersama sejumlah pemangku kepentingan bahu-membahu menyukseskan Program Sejuta Rumah yang diluncurkan sejak tahun 2015 silam. Hasilnya, di tahun 2016 pasokannya mencapai 805.169 unit rumah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

(Rumah minimalis harga Rp300 Jutaan, mau?)

3. Situasi Pasar yang Terbuka

3. Situasi Pasar yang Terbuka
Potensi pasar properti di Indonesia sangat terbuka luas untuk investor swasta di semua kelas, termasuk pasar kelas menengah ke bawah. Di mana hal ini tidak berlaku di luar negeri yang properti kelas menengah ke bawah diurus langsung oleh pemerintah.

Baca: Catat! 5 Prinsip Dasar Investasi Properti di Seluruh Dunia

4. Investor Punya Kendali Sendiri
Jika Anda berinvestasi di sektor pasar modal seperti saham, reksadana, atau emas sekali pun, kondisi ekonomi secara global menjadi penyebab naik turunnya nilai investasi Anda. Hal ini tentu saja tidak dapat Anda kendalikan karena sifatnya yang mengikuti mekanisme pasar.

Inilah yang membedakan investasi jenis lain dengan properti, di mana harga akan cenderung selalu naik dan Anda dapat menentukan keuntungan investasi dengan cara memilih lokasi yang tepat maupun melakukan renovasi untuk meningkatkan nilai jual propertinya.

5. Tidak Perlu Dijual Demi Untung
Investasi di pasar modal dan barang berharga seperti emas mengharuskan Anda untuk melakukan penjualan saat harga naik, jika ingin mendapatkan keuntungan. Di lain sisi, ini tidak berlaku pada investasi properti, karena Anda dapat memilih untuk menyewakannya kepada orang lain.

Keuntungan inilah yang menjadikan investasi properti di kota besar tubuh pesat. Bahkan Jakarta saat ini menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat nomor tujuh se-Asia. Klaim tersebut merujuk Survei Urban Land Institute dengan masukan dari Pricewaterhouse Coopers (PwC) LLP.

Anda berminat investasi di properti? Temukan puluhan properti baru dengan harga mulai Rp1 Miliaran di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya