Liputan6.com, Jakarta Program DP 0 Rupiah yang dicetus Gubernur DKI Anies Baswedan bersama Wakil Gubernur Sandiaga Uno sudah resmi berjalan. Hal itu ditandai dengan dimulainya groundbreaking proyek Klapa Village Jakarta Timur pada 18 Januari lalu.
Beberapa pendapat terkait program pun berdatangan. Tentunya ada yang pro dan ada juga yang kontra. Ditemui langsung Rumah.com dalam acara media gathering, Managing Director Synthesis Residence Kemang, Julius Warouw, memberikan sudut pandang berbeda.
Baca Juga
“Jika berbicara DP 0 Rupiah, dari sisi rumah sebagai kebutuhan primer tentu ini terobosan yang baik. Akan tetapi, terus terang dalam hal ini tidak banyak pengembang swasta yang bisa ikut terjun. Pasalnya proyek lebih memungkinkan apabila dikerjakan oleh pengembang BUMN,” katanya.
Advertisement
Simak juga: Ayo Serbu Rumah DP 0 Rupiah!
Julius berharap, program serupa tidak hanya bisa diaplikasikan di Jakarta, melainkan juga wilayah atau kota lainnya terutama di kawasan-kawasan penyangga.
“Kalau ditanya siapa yang paling cocok untuk mengajukan rumah DP 0 Rupiah, saya kira adalah kaum milenial. Mengingat aturannya juga ideal untuk penghasilan mereka yang tidak boleh melebihi Rp7 juta. Jadi program baik ini jangan sampai dimanfaatkan investor,” ia menambahkan.
Harus Pas Sasaran
Diketahui, program ini memang dicetus guna mengganti prasyarat DP yang dinilai cukup tinggi bagi sebagian masyarakat, dengan prasyarat lain untuk memastikan pembayaran kredit yang lebih dapat dipenuhi oleh warga. Misalnya:
- Konsistensi jumlah saldo tabungan di bank, sebesar proporsi tertentu dari nilai properti dalam jangka waktu 6 bulan terakhir. Kisarannya sekitar Rp2,3 juta per bulan.
- Konsistensi perilaku menabung di bank selama jangka waktu 6-12 bulan terakhir.
Sementara itu menurut Project Director Sentra Timur Residence, Windoko, pada prinsipnya program hunian DP Rp0 merupakan strategi pembiayaan.
“Hal ini terkait banyaknya masyarakat yang mampu membayar angsuran tetapi kesulitan mendapatkan dana untuk uang muka. DP diberikan subsidi oleh pemerintah, sehingga masyarakat cukup membayar cicilan bulanan saja,” katanya melalui pesan singkat kepada Rumah.com.
Ia melanjutkan,”Program tersebut sebenarnya cukup membantu masyarakat, khususnya warga DKI Jakarta yang belum memiliki rumah sendiri. Namun Pemprov harus lebih selektif agar hunian tersebut tepat sasaran. Terlebih bila ada pembatalan, risiko ada di pihak pengembang.”
Advertisement
Tanpa DP Itu Gimmick
Terlepas dari program pemerintah DKI, sejumlah pengembang perumahan komersial dalam promonya sudah lebih dulu menawarkan uang muka 0%. Hal itu menimbulkan pertanyaan, mungkinkah hunian tanpa uang muka memang bisa diterapkan?
Menurut Direktur Senior Ciputra Group, Bing Sugiarto Chandra, DP 0% yang digadangkan oleh pengembang sesungguhnya tidak benar-benar 0%. Hal itu hanya suatu alat bagi pengembang dalam memikat konsumen agar tertarik.
“Itu gimmick ya, pada dasarnya sih biasanya dilakukan subsidi oleh pengembang, jadi DP-nya sebetulnya tetap ada cuma siapa yang mensubsidi,” katanya. Baca juga: Begini Cara Kredit Rumah Tanpa DP
Trik DP 0% yang dilakukan oleh pengembang itu pun diakuinya tidak menyalahi aturan yang ada. Pasalnya, DP 0% itu tidak benar-benar menghilangkan uang muka, melainkan ‘ditalangi’ oleh si pengembang itu sendiri.
“Kan kalau tadi disubsidi oleh pengembang berarti DP-nya itu ada kan. (Jadi) bukan soal legal tidak legal, itu lebih ke marketing gimmick, strategi marketing,” pungkasnya.
Mencari rumah tapak dalam kondisi baru seharga kurang dari Rp500 Juta di Jakarta relatif sulit. Akan tetapi, di wilayah penyangga seperti Depok, Bogor, dan Tangerang, Anda bisa dengan mudah menemukan rumah seharga Rp350 juta yang daftarnya hanya ada di sini!
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah