Beras Langka, Pemprov Sumsel Anjurkan Warganya Konsumsi Jagung

Kelangkaan beras itu terjadi karena di petani di Sumsel sedang memasuki musim tanam.

oleh Nefri Inge diperbarui 09 Jan 2016, 23:36 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2016, 23:36 WIB
20151110-Cadangan-Beras-Jakarta-IA
Tumpukan karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Selasa (11/10). Menko Perekonomian Darmin Nasution memprediksi persediaan beras hingga akhir tahun akan mencukupi menyusul musim hujan di beberapa daerah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kelangkaan beras yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel)‎ mendorong tingginya harga jual beras di pasaran.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel pun mengantisipasinya dengan melakukan operasi pasar (OP) di berbagai pasar tradisional di Kota Palembang.

Selain OP, pemerintah juga mengimbau kepada para warga agar mengalihkan konsumsi dari beras ke jagung.

"Sekarang masih musim tanam. Stok beras berkurang di pasaran. Dianjurkan kepada masyarakat agar jangan makan nasi terus. Karena ada jagung, ketela, gandum atau pempek untuk mengurangi konsumsi beras," ujar Sekda Pemprov Sumsel, Mukti Sulaiman pada Liputan6.com, Sabtu (9/1/2016).


Menurut Mukti, pihaknya menjamin dalam 3-5 bulan ke depan stok beras sudah stabil. Karena beberapa daerah penghasil beras sudah mulai panen, seperti Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Banyuasin dan lainnya.

Bahkan, lanjut Mukti, hasil panen kualitas medium terus menjadi pasokan pangan nasional, dengan pengiriman ke beberapa provinsi tetangga, seperti Jambi, Bengkulu dan Lampung.

Dari pantauan Liputan6.com di Pasar Tradisional Lemabang Palembang, harga beras mengalami kenaikan dari Rp 9.500 hingga Rp 11.000 per liter.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya