Padi Organik Bakal Dikembangkan Luas di Makassar

Selain bermanfaat untuk kesehatan, pengembangan padi organik juga bisa mendongkrak perekonomian warga.

oleh Eka HakimAhmad Yusran diperbarui 28 Jan 2016, 17:52 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2016, 17:52 WIB
Sawah (Ilustrasi)
Sawah (Antara Foto)

Liputan6.com, Makassar - Luas lahan pertanian di Kota Makassar mencapai 2.636 hektare. Lahan tersebut berpotensi untuk digarap sebagai lahan pertanian organik.

Presiden Association of Medical Doctors of Asia (AMDA) International Suganami mengatakan padi organik selain bermanfaat untuk kesehatan, pengembangannya juga bisa mendongkrak perekonomian warga.

"Harga beras biasa di pasaran dijual seharga Rp 6.000/kg, sementara harga beras organik mencapai Rp 30.000/kg," kata Suganami di Balai Kota Makassar, Kamis (28/1/2016).

Untuk menghasilkan padi organik yang berkualitas, kata Suganami, sawah yang akan ditanami haruslah memiliki ketersediaan air bersih dan jernih yang cukup. Selain itu, dibutuhkan adanya perbedaan suhu yang ekstrem antara suhu panas dan dingin.

"Kita saat ini mencari lahan tersebut dan kita menemukan lahan yang dimaksud ada juga di Makassar," ujar dia.


Ditemui terpisah, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyambut baik tawaran AMDA. Ia menyebutkan lahan pertanian di kota Makassar tersebar di daerah pinggiran kota, seperti di Kecamatan Manggala dan beberapa kecamatan lain.

"Lahan pertanian yang berada di pinggiran itu berpotensi ditanami padi organik untuk diolah menjadi beras yang sehat untuk dikonsumsi," ucap Danny, sapaan akrab Wali Kota Makassar.

Untuk mengembangkan pertanian organik di Makassar nantinya, sambung Danny, petani akan dibekali pengetahuan teknik mengelola mikroorganisme di dalam tanah untuk menghasilkan padi organik berkualitas. Di dalamnya termasuk teknik mengelola pertanian organik seperti yang dikembangkan AMDA di Malino, Kabupaten Gowa.

Selain lahan pertanian konvensional, Danny juga mencetuskan ide untuk menanam padi organik secara vertikal. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan lahan kosong di lorong-lorong kota. Konsep yang dinamai 'lorong garden' itu sudah diterapkan untuk menanami cabe, sawi dan tomat.

"Lorong garden bisa menghasilkan beras sehat, bermutu serta bernilai ekonomi tinggi karena beras yang nanti dihasilkan adalah padi vertikal dari lorong garden tanpa menggunakan bahan kimia pestisida," ujar Danny.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya