Kisah Pilu Perahu Pustaka Terbalik di Perairan Mandar

Meski perahu terbalik, pemilik perahu pustaka Muhammad Ridwan Alimuddin dan sang anak Nabigh beserta sejumlah relawan selamat.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 15 Mar 2016, 06:06 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2016, 06:06 WIB
Perahu Pustaka
Perahu Pustaka Pattingalloang yang sempat terbalik di perairan Tangnga-tangnga, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Mandar - Musibah dialami Perahu Pustaka Pattingalloang. Perpustakaan terapung tersebut terbalik dihantam gelombang laut di perairan Tangnga-tangnga, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Minggu 13 Maret 2016 sore sekitar pukul 15.00 Wita.

Meski perahu pustaka terbalik, sang pemilik Muhammad Ridwan Alimuddin dan anaknya, Nabigh, beserta sejumlah relawan selamat. Perahu tersebut dalam perjalanan dari Karama menuju Pambusuang.

Perahu perpustakaan yang ditumpangi 11 orang itu membawa Maman Suherman notulen Indonesia Lawak Klub (ILK) Trans7 dan salah satu jurnalis Tempo, Irma. Mereka semua selamat.

Kendati sempat terjadi kepanikan di antara penumpang, Maman justru menjadi perhatian serius lantaran terjebak dalam lambung perahu selama 5 menit. Sementara awak penumpang lainnya berhasil melompat ke dalam air untuk menyelamatkan diri.

"Saya bersama Nabigh melompat. Nabigh langsung aman karena pakai pelampung. Relawan lain langsung berenang ke daratan untuk menyelamatkan diri. Kalau Kang Maman, kami sempat panik karena Kang Maman berada dalam lambung perahu yang sudah terbalik," ucap Ridwan seperti yang dikutip dari News Online, Selasa (15/3/2016).

Maman mengungkapkan, saat kejadian, ia sempat kesulitan keluar dari lambung perahu. Bahkan sempat tertimpa kotak yang menampung buku dan terjebak sekitar lebih dari 5 menit dalam lambung perahu.

"Dalam perahu saya kesulitan. Pintu keluar sangat sempit dan saya baru sadari ternyata ransel saya menghalangi untuk bisa keluar. Saat ransel bisa dilepaskan, kaki saya sempat terjepit oleh ransel," tutur Maman.

"Saat bisa keluar dari dalam lambung perahu kepala saya terbentur bambu. Saya kemudian pindah ke sisi sebelah untuk segera ke permukaan air," Maman menjelaskan.

Akibat peristiwa nahas ini, Maman menderita luka lecet pada punggung dan kaki. Sejumlah peralatan Maman seperti handphone dan tablet yang berisi data yang sangat penting juga mengalami kerusakan karena terendam air laut.

"Itu dalam iPad-ku ada naskah novel 'The Night Bus' yang filmnya dibintangi Darius. Padahal sudah harus terbit 30 Maret nanti karena akan dibawa ke festival film internasional," ujar Maman.

500 Buku Terendam

Sementara, kondisi Perahu Pustaka Pattingalloang mengalami kerusakan. Beragam buku yang diperkirakan berjumlah 500 buku juga ikut terendam air laut.

Perahu Pustaka Pattingalloang terbalik sekitar 10 meter dari bibir pantai. Kejadian ini bermula saat perahu jenis ba'go tersebut baru akan berangkat dari Tangnga-tangnga ke Pambusuang membawa 11 awal dengan memuat bambu bekas yang dipakai dalam kegiatan Festival Sungai Mandar yang berakhir pada Sabtu 12 Maret 3016.

Diduga, penyebab terbaliknya perahu tersebut karena kelebihan muatan lantaran mengangkut bambu-bambu, sehingga kehilangan keseimbangan. Namun dalam kejadian tersebut banyak warga yang menyelamatkan awak perahu.

Usai dibenahi, perahu itu pun kembali bisa dipakai. Kendati sejumlah bagian Perahu Pustaka Pattingalloang mengalami kerusakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya