Kisah Pemuda Mandar Kembangkan Perahu Perpustakaan Keliling

Muhammad Ridwan merintis perpustakaan dan museum di Kampung Pambusuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 13 Mar 2016, 20:27 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2016, 20:27 WIB
Perpustakaan dan Museum Nusa Pustaka
Perpustakaan dan Museum Nusa Pustaka di Kampung Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Muhammad Ridwan. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Mandar - Kebangkitan peradaban maritim tak hanya ditandai dengan eksisnya industri kelautan di kawasan timur Indonesia (KTI). Namun, tak kalah penting adalah upaya mendukung perkembangan kebudayaan dan kesejahteraan manusia pesisir -- wilayah penyangga antara daratan dan lautan -- melalui minat baca aneka buku.

Bicara soal peningkatan sumber daya manusia pesisir tak bisa ditinggalkan sosok Muhammad Ridwan. Pemuda Mandar itu merintis perpustakaan dan museum di Kampung Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Saat disambangi Liputan6.com, Ridwan menceritakan perjuangannya dan pengembangan rintisannya terkini. Pria kelahiran Tinambung, 23 Desember 1978 ini mengungkapkan armada pustakanya kini bukan hanya perahu sandeq. Armadanya juga bertambah sepeda, becak, bendi (andong), hingga sepeda motor.

Seiring bertambahnya koleksi, ia pun menularkan semangat dan gerakan literasi di wilayah pesisir dan pulau terjauh di perairan Mandar, Sulawesi Barat.

"Untuk menyebarkan kegemaran membaca buku dalam konteks maritim tidak hanya di laut melalui warga pulau-pulau terluar. Tapi hal itu juga kami terapkan pada warga yang hidup di hutan, gunung, lereng dan perbukitan," ucap Iwan sapaan karib alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini kepada Liputan6.com, Sabtu 12 Maret 2016.

Bahkan, Ridwan menyasar pula pada masyarakat yang bermukim di daerah aliran sungai, badan sungai dari hulu, hilir, dan muara. "Semua kita ajak untuk gemar membaca buku."

Iwan pun pernah berlayar dengan perahu pustaka Pattingalloang melayari pulau-pulau kecil dan terpencil di perairan Sulawesi Barat.

Dengan ekspresi wajah penuh bersahabat, ia menuturkan sekitar 4.000 buku koleksi pribadi mulai novel, komik, majalah, sampai buku pelajaran habis dibagikan untuk dibaca oleh warga pulau seperti Pulau Battoa, Pantai Bahari, Malunda, Sendana, Pamboang, hingga Bala Polman pada Juni 2015 lalu.

Pengelola Perpustakaan dan Museum Nusa Pustaka di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Muhammad Ridwan. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Ia juga melakoni profesi penulis, fotografer, dan fixer film dokumenter. Roman muka semangat Iwan pun senantiasa menggelora ketika bertemu dengan aktivis lingkungan seperti Ahmad, Dewan Presidium Kongres Sungai Indonesia yang bertandang ke Rumah Komunitas Armada Pustaka miliknya di Pambusuang.

"Bahkan saya dikasih sejumlah alat-alat selam dan riset oleh sahabat saya orang Jepang ketika membantu riset ekspedisi The Great Journey on The Sea, dari Mandar ke Jepang," beber Iwan.

"Dan saya juga terbantu oleh Maman Suherman atau Kang Maman yang banyak mengenalkan gerakan literasi armada pustaka di tingkat nasional dan membantu pendonasian gerakan literasi di tanah Mandar," sambung Iwan.

Seiring waktu dan banyaknya apresiasi gerakan literasi yang ditukangi Iwan di Sulawesi Barat, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rachmat Gobel melalui Maman Suherman menyumbangkan buku ke armada pustaka yang dipelopori Muhammad Ridwan yang sudah dikaruniai dua anak ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya