Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat Jadi Salah Satu Daerah Terdingin di Indonesia, Begini Penjelasannya

Pada siang hari, suhu udara dapat berkisar antara 18 hingga 25 derajat Celsius, sementara pada malam hari bisa turun drastis hingga di bawah 10 derajat Celsius.

oleh Panji Prayitno diperbarui 13 Feb 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 05:00 WIB
Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat Jadi Salah Satu Daerah Terdingin di Indonesia, Begini Penjelasannya
Gempa Magnitudo 4,1 menggetarkan wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Jumat (28/7/2023) pukul 06:49:51 WIB. (Liputan6.com/ Dok BMKG)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Mamasa, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Barat dikenal sebagai salah satu daerah dengan suhu terdingin di Indonesia. Berada di ketinggian sekitar 1.000 hingga 1.900 meter di atas permukaan laut (mdpl), wilayah ini memiliki iklim sejuk yang khas dengan suhu yang dapat turun hingga di bawah 10 derajat Celsius pada malam dan dini hari.

Keunikan geografis Kabupaten Mamasa berupa pegunungan dan lembah yang subur, membuatnya memiliki kondisi iklim yang berbeda dibandingkan dengan daerah pesisir di sekitarnya. Suhu dingin ini menjadikan Mamasa sebagai destinasi menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati udara segar dan lanskap alam yang masih asri.

Selain itu, kondisi cuaca dingin juga mempengaruhi pola hidup masyarakat setempat, mulai dari cara berpakaian hingga jenis tanaman yang dibudidayakan. Faktor utama yang membuat Mamasa menjadi salah satu daerah terdingin di Indonesia adalah ketinggian wilayahnya yang signifikan.

Seperti halnya daerah pegunungan lainnya, suhu udara di Mamasa cenderung lebih rendah dibandingkan dengan daerah dataran rendah. Pada siang hari, suhu udara dapat berkisar antara 18 hingga 25 derajat Celsius, sementara pada malam hari bisa turun drastis hingga di bawah 10 derajat Celsius, terutama pada musim kemarau.

Fenomena ini sering kali membuat Mamasa lebih dingin dibandingkan dengan daerah lain yang terkenal dingin di Indonesia, seperti Dieng di Jawa Tengah atau Berastagi di Sumatra Utara. Selain faktor ketinggian, letak geografis Mamasa yang dikelilingi oleh pegunungan turut berkontribusi dalam menjaga suhu udara tetap rendah.

Pegunungan yang mengelilingi daerah ini berfungsi sebagai penghalang alami yang mencegah udara panas dari wilayah sekitarnya masuk, sehingga suhu tetap sejuk sepanjang tahun.

Selain suhu yang rendah, Mamasa juga memiliki kelembapan udara yang relatif tinggi, terutama pada musim hujan. Curah hujan yang cukup tinggi membuat Mamasa sering diselimuti kabut tebal, terutama pada pagi dan sore hari.

Kabut ini menambah kesan eksotis pada lanskap Mamasa dan menjadikannya destinasi wisata yang unik. Suhu dingin yang berpadu dengan kabut tebal sering kali membuat wisatawan merasa seperti berada di daerah pegunungan Eropa.

Kopi Unik

Tidak heran jika banyak orang menyebut Mamasa sebagai Swiss-nya Sulawesi Barat. Keindahan alamnya yang luar biasa juga menjadikan daerah ini sebagai tujuan populer bagi para fotografer, pecinta alam, dan pendaki gunung.

Dengan banyaknya bukit dan lembah yang hijau, Mamasa menawarkan pemandangan yang memanjakan mata serta udara segar yang jarang ditemukan di perkotaan. Kondisi suhu yang dingin di Mamasa juga berdampak pada pola hidup masyarakat setempat.

Penduduk Mamasa terbiasa mengenakan pakaian tebal untuk menghangatkan tubuh, terutama saat malam dan dini hari. Selain itu, mereka juga mengonsumsi makanan dan minuman hangat, seperti teh dan kopi, untuk membantu menjaga suhu tubuh.

Pertanian di Mamasa pun menyesuaikan dengan kondisi iklimnya, di mana tanaman yang cocok dengan udara sejuk lebih banyak dibudidayakan, seperti sayuran dataran tinggi dan kopi. Kopi Mamasa sendiri cukup terkenal karena cita rasanya yang khas, hasil dari kondisi tanah dan suhu yang mendukung pertumbuhan tanaman kopi berkualitas tinggi.

Selain itu, masyarakat Mamasa juga masih mempertahankan berbagai tradisi dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun, yang semakin memperkaya daya tarik daerah ini. Sebagai destinasi wisata, Mamasa memiliki banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi.

Salah satunya adalah permandian air panas di daerah Tawalian, yang sering menjadi tujuan bagi wisatawan yang ingin menikmati sensasi berendam di air hangat di tengah udara dingin pegunungan.

Selain itu, terdapat juga beberapa spot wisata alam lainnya, seperti air terjun, perbukitan, serta situs budaya yang menggambarkan kehidupan masyarakat Mamasa yang masih kental dengan tradisi leluhur. Rumah adat khas Mamasa, yang dikenal dengan nama Banua Layuk, juga menjadi daya tarik tersendiri.

Rumah adat ini memiliki arsitektur unik yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakat Mamasa, sekaligus menjadi bukti sejarah yang masih lestari hingga saat ini.

Dengan suhu yang relatif dingin sepanjang tahun, kawasan ini menjadi alternatif bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi berbeda dari daerah tropis Indonesia yang umumnya panas.

Selain itu, kekayaan budaya dan keramahan masyarakat setempat semakin menambah daya tarik Mamasa sebagai destinasi wisata yang unik dan berkesan. Bagi siapa saja yang ingin merasakan kesejukan udara pegunungan tanpa harus jauh-jauh ke luar negeri, Mamasa adalah pilihan yang sempurna.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya