Sokko Palopo Kuliner Langka Khas Bugis Jelang Ramadan

Sokko Palopo merupakan simbolisasi rasa syukur warga Bugis pada Tuhan saat menjelang bulan Ramadan.

oleh Eka Hakim diperbarui 15 Mei 2016, 22:07 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2016, 22:07 WIB
Sokko Palopo Kuliner Langka Khas Bugis Jelang Ramadhan
Sokko Palopo merupakan simbolisasi rasa syukur warga Bugis pada Tuhan saat menjelang bulan Ramadan.

Liputan6.com, Makassar - Bulan puasa tinggal beberapa hari lagi. Banyak acara atau tradisi khusus untuk menyambutnya bulan suci ramadan. Tak terkecuali warga suku Bugis Sulawesi Selatan (Sulsel).
‎
Masyarakat muslim di Sulsel kerap membuat makanan khas yang merupakan tradisi nenek moyang sebelum masuk bulan ramadan. Yakni membuat "Sokko Palopo". Sokko artinya beras ketan dan Palopo berarti gula merah.

Harlia (57) warga desa Moncongloe Lappara, Kabupaten Maros, Sulsel kepada Liputan6.com, Minggu (15/5/2016) mengatakan, Sokko Palopo ‎merupakan makanan khas yang biasa dibuat jelang bulan puasa.


Selain sebagai peninggalan tradisi nenek moyang suku Bugis - Makassar, juga dianggap sebagai simbolisasi rasa syukur kepada Tuhan. Rasa Sokko Palopo yang manis yang mengandung makna agar pelaksanaan puasa dapat berjalan berkah selama sebulan penuh.

"Itu tanda syukur saja kepada Tuhan, rasanya kan manis karena makannya dicampur gula merah yang dilelehkan sehingga diharapkan puasa ini betul-betul berkah ketika dilakukan dan berjalan dengan baik dan mulus," kata Harlia.‎‎

Biasanya, kata Harlia, Penyajian Sokko Palopo dilakukan seminggu sebelum memasuki bulan puasa. Keluarga tertua kadang mengajak kerabat berkumpul untuk bersantap bersama.

"Tak hanya kerabat, tetangga sekitar pun turut diberi makanan itu. Ini sebagai simbol dan silaturahmi persaudaraan," ujar Harlia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya