Dinkes Blitar Investigasi Keluarga WNI Pengidap Virus Zika

Ditemukan jentik nyamuk di dua dari 84 rumah yang tinggal berdekatan dengan rumah korban yang terjangkit Zika.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 20 Jun 2016, 14:01 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2016, 14:01 WIB
Virus Zika, Blitar
Nyamuk Aedes Aegypti terlihat di laboratorium Oxitec di Campinas, Brasil, (2/2/2016). Para ahli kesehatan memeberikan keterangan bahwa Virus Zika yang menyebar di kawasan Amerika Latin, terutama Brasil dan Kolombia. (REUTERS/Paulo Whitaker)

Liputan6.com, Surabaya - PS (22), seorang lelaki warga negara Indonesia (WNI) asal Blitar, Jawa Timur, teridentifikasi mengidap virus Zika oleh petugas karantina di Bandara Internasional Kaohsiung, Taiwan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur langsung menginvestigasi laporan tersebut dengan mengunjungi lokasi kediaman pasien, yakni di Kelurahan Tangkil, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

Kepala Dinkes Jatim, Harsono menuturkan, jajarannya menelusuri riwayat perjalanan pasien sebelum berangkat ke Taiwan, termasuk orang-orang yang pernah kontak dengan pasien dan agen perjalanannya.

Investigasi dilakukan dengan mengambil spesimen serum kepada kontak erat dan memantau jentik dengan sasaran bak air di dalam dan luar rumah di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien. Dinkes Jatim juga sempat menemukan jentik di dua rumah dari 84 rumah yang diperiksa.

"Dan pengambilan sampel darah kontak erat hasilnya adalah negatif Zika," ujar Harsono kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon seluler, Minggu 19 Juni 2016.

Selanjutnya, Dinkes Blitar dibantu kader Jumantik di Kelurahan Tangkil juga menggelar penyuluhan singkat tentang penyakit Zika. "Meliputi situasi Zika di dunia dan Indonesia, penyebab, masa inkubasi, cara penularan, dan cara pencegahannya," tutur Harsono.

Berdasarkan hasil pemantauan jentik yang dibantu kader jumantik di Kelurahan Tangkil pada Triwulan II/2016, dinkes setempat menemukan jentik di 18 dari 100 rumah yang dikunjungi (angka bebas jentik 82%).

"Berkaitan dengan hal tersebut, pencegahan dan penanggulangan penyakit Zika tidak berbeda dengan pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD), yakni dengan membudayakan pemberantasan jentik nyamuk 3 M Plus, bukan mengandalkan fogging atau pengasapan," ucap Harsono.

Harsono menyatakan, WNI yang terkena virus Zika hingga kini masih dirawat di Taiwan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya