Mobil Sapu Angin Terbakar, ITS Bentuk Tim Investigasi

Insiden terbakarnya mobil Sapu Angin hanya terjadi beberapa hari jelang pelaksanaan lomba di Stadion Olympic, London, Inggris.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 29 Jun 2016, 08:35 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2016, 08:35 WIB
Mobil Sapu Angin Terbakar
SAS III merupakan proyek mobil formula yang dibuat sendiri oleh mahasiswa ITS.

Liputan6.com, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membentuk tim investigasi untuk menelusuri penyebab terbakarnya mobil Sapu Angin XI yang terjadi di arena ajang EcoShell Marathon Challenge Divers World Championship (DWC) di London, Inggris. Insiden itu menyebabkan Tim ITS gagal mengikuti lomba yang digelar pada 30 Juni mendatang.

Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Bambang Pramujati menyatakan, investigasi dilaksanakan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Alur investigasi akan dimulai sejak persiapan untuk dimasukkan ke dalam peti kemas, pengiriman melalui jasa kargo udara, penurunan di tempat tujuan hingga pengangkutan ke arena lomba.

"Info awal yang kami terima, peristiwa terbakarnya mobil itu diketahui saat peti kemas berisi Sapu Angin itu mau diturunkan dari truk pengangkut di arena lomba," tutur Bambang, Selasa, 28 Juni 2016.

Bambang mengatakan proses investigasi itu tidak bertujuan mencari kesalahan maupun siapa yang paling bertanggung jawab atas musibah itu. Tim akan fokus pada penyebab-penyebab terbakarnya mobil Sapu Angin XI yang menjadi salah satu wakil Asia dalam perlombaan tersebut.

"Ini penting agar kasus serupa tidak terulang lagi," kata Bambang.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Tim Sapu Angin, Witantyo menjelaskan, di tengah kekecewaan mendalam, tim  bersyukur karena Sapu Angin tidak terbakar di tengah perjalanan atau di udara saat dalam pengangkutan.

"Bagaimana ceritanya jika itu terjadi di udara di dalam pesawat. Kami tidak bisa membayangkan," ucap Witantyo.

Witantyo menegaskan dirinya ingin agar ketujuh mahasiswa yang mengikuti lomba masih tetap berada di arena lomba untuk melihat penampilan tim-tim lain dari benua Eropa dan Amerika.

"Kami akan mengamati berlaganya tim-tim yang turun dalam arena nanti. Kami akan belajar agar ke depan kami benar-benar siap," kata Witantyo.

Mobil serta tim ITS yang pernah menyabet Juara 1 dalam EcoShell Marathon Challenge Asia 2016 di Filipina pada Maret lalu dipastikan tidak akan melaju pada lintasan di Stadion Olympic, London, yang dijadwalkan pada 30 Juni hingga 3 Juli nanti.

Di London, mobil Sapu Angin mewakili Indonesia bertarung dalam ajang Divers World Championship (DWC) yang diadakan pertama kali sejak 30 tahun diselenggarakannya Shell Eco-Marathon, bersama dengan tim dari Universitas Indonesia dan UPI.

Menurut jadwal, Sapu Angin semestinya berlaga dengan para juara dari tiga benua, masing-masing Asia, Eropa, dan Amerika. Lomba tidak hanya pada konsumsi penggunaan bahan bakar yang irit, tapi juga diadu kecepatan. Asia diwakili oleh lima tim, tiga di antaranya dari Indonesia sedangkan dua lainnya dari Singapura dan Filipina.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya