Liputan6.com, Yogyakarta - Ratusan warga penggarap lahan pesisir Kulon Progo menggeruduk Pura Pakualaman dan DPRD DIY. Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Penggarap Lahan Pesisir (FKPLP) membawa poster meminta bagian dari uang ganti rugi bandara Kulon Progo yang diterima Pakualaman sebesar Rp 727 miliar.
Koordinator FKPLP Sumantoyo mengatakan ratusan warga yang datang ke DPRD DIY ini adalah terdampak lahan bandara baru yang ada di Desa Glagah, Palihan, Sindutan dan Jangkaran Kecamatan Temon, Kulon Progo. Kebanyakan warga yang terkena dampak ini dari kalangan petani petambak, peternak, rumah makan dan penginapan.
"Kami setuju dengan pembangunan bandara, tapi jangan kami jadi sengsara jadi tidak berdaya. Sehingga, kami sowan menyampaikan aspirasi kami ke dewan bisa disampaikan eksekutif maupun pihak terkait," ujar Sumantoyo di DPRD DIY, Kamis, 15 September 2016.
Sumantoyo mengatakan ganti kerugian tanah pesisir yang dijadikan lahan bandara diberikan kepada Puro Pakualaman. Sementara, para penggarap lahan pesisir yang masuk Pakualaman Ground sudah mengerjakan lahan tersebut secara turun temurun.
Maka itu, pihaknya mengklaim ada sumbangsih dari para penggarap lahan pesisir dengan membuat harga lahan tersebut dinilai lebih oleh tim penaksir.
Baca Juga
"Dulunya oro-oro (kerontang), sekarang hijau dan produktif. Kalau tidak produktif, maka tim appraisal tidak menilai lahan tersebut seperti saat ini. Tanah pesisir ini sudah dinilai Rp 450 ribu lebih. Tidak berlebihan kita minta 1/3 atau 1/2-nya," ujar Sumartoyo.
Sementara itu, Bayu Putro Puspo, warga Desa Glagah mengatakan para penggarap lahan pesisir ada sekitar 800-900 orang yang terdampak bandara. Para penggarap lahan pesisir ini berperan terhadap produktivitas lahan sehingga menaikkan nilai lahan. Peran ini seharusnya dapat dilihat oleh Pakualaman dan pihak terkait.
"Tim appraisal menilai lahan karena lahan produktif berkat kami penggarap lahan pesisir. Karena kami yang menggarap, lalu tanah itu produktif," ujar dia.
Terkait tuntutan itu, Kusumo Parasto, juru bicara Pakualaman mengatakan pihak Pakualaman akan memberikan tali asih atas peran tersebut. Namun, ia tidak menjelaskan berapa jumlah yang akan diberikan kepada para penggarap lahan pesisir tersebut.
"Kami pastikan tali asih ada. namun berapa lalu konsepnya masih dibahas. Intinya pemberdayaan masyarakat jangan sampai langsung habis," ujar Kusumo.