Liputan6.com, Yogyakarta - Perang Baratayuda membuka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-260 Kota Yogyakarta, Jumat malam tadi. Atraksi yang ditampilkan berupa fragmen "Bagavad Gita" yang menampilkan adegan menjelang perang antara Arjuna dari Pandawa melawan Adipati Karna yang mewakili Kurawa.
Dikisahkan, Arjuna yang akan melawan Karna merasa gelisah dan berbicara kepada Kresna yang menjadi kusir keretanya. Ia bertanya mengapa harus berperang melawan saudara sendiri.
Kresna dengan bijak menjawab, darma Arjuna sebagai seorang ksatria adalah berperang melawan kebatilan dan menantang Arjuna untuk turun dari kereta apabila tidak mau bertempur. Dalam hal ini Kresna ingin berpesan bahwa setiap orang memiliki darma yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh.
Advertisement
Baca Juga
Pembukaan dipentaskan secara kolosal. Selain para penari perempuan, terdapat pula beberapa pemanah berkostum putih yang mengarahkan senjatanya yang sudah dimodifikasi menjadi kembang api.
Pawai bertajuk Wayang Jogja Night Carnival ini menjadi bentuk puncak perayaan hari jadi Kota Yogyakarta. Kegiatan yang diikuti oleh ribuan orang dari 14 kecamatan ini sengaja mengambil tema wayang. Sebab, cerita dan filosofinya dekat dengan kehidupan sehari-hari lewat narasinya yang mengisi semesta.
"Melalui tema ini kami ingin membangun keselarasan yang bertujuan kemakmuran bersama," ucap Haryadi Suyuti selaku Wali Kota Yogyakarta dalam sambutannya, Jumat malam, 7 Oktober 2016.
Menurut dia, setiap ulang tahun, Yogyakarta ingin memberi kesan kepada warganya seperti halnya tahun ini.
Adapun pertunjukan yang ditampilkan setiap kecamatan bervariasi, mulai dari ketoprak sampai tarian serta membawa simbol wayang yang tidak biasa. Kecamatan Mergangsan, misalnya, menampilkan cerita "Api Ing Alengka" dan mengusung hanoman raksasa yang terbuat dari sampah daur ulang.
Ada pula Kecamatan Kotagede yang mempertontonkan kisah Gatotkaca dan sosok ksatria tersebut ditampilkan secara kontemporer. Artinya, bentuknya tidak klasik seperti Gatotkaca sebagaimana yang digambarkan sebagai tokoh pewayangan melainkan dikombinasi mirip robot.
Sementara itu Gubenur DIY Sri Sultan HB X menyambut baik kegiatan karnaval dengan tema wayang. Sultan pun berharap ini menjadi tontonan yang spektakuler.
Pawai dalam rangka HUT Kota Yogyakarta ditutup dengan gunungan dan Dewi Sri. Gunungan sebagai lambang Jagat Raya Memayu Hayuning Buwono adalah konsep Jawa tentang pemaknaan menata jagat raya demi kemanusiaan dan Dewi Sri adalah lambang kemakmuran dan kesejahteraan.