Bunga Tertinggi di Dunia Mekar di Hutan Bengkulu

Bunga tersebut baru mekar sebesar 60 persen.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 08 Okt 2016, 11:33 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2016, 11:33 WIB
20160802-Bunga Bangkai Raksasa dari Sumatera di Washington-Amerika
Ilustrasi bunga bangkai.

Liputan6.com, Bengkulu - Sebuah bunga bangkai jenis Amorphophallus gigas setinggi 3,6 meter mekar di kawasan Hutan Lindung Bukit Daun, Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Puspa langka yang dikenal sebagai bunga tertinggi di dunia itu kini sedang menunggu mekar sempurna.

Diperkirakan, bunga bangkai itu nantinya akan berdiameter maksimal 1,5-2 meter. Zuljumdi Hamzah, salah seorang anggota keluarga penangkar bunga bangkai mengatakan persentase mekar bunga saat ini sebesar 60 persen.

Jika tidak ada aral melintang, bunga ini akan mekar sempurna pada Minggu, 9 Oktober 2016, dan akan bertahan selama satu minggu sebelum layu dan patah.

"Proses alamiah dari tunas hingga mekar sempurna mencapai tiga bulan, paling lama dua hari ke depan akan mekar sempurna dengan warna kekuningan," ujar Zuljumdi saat dihubungi di Kepahiang, Sabtu (8/10/2016).

Bunga Amorphophallus gigas juga pernah mekar di lokasi yang sama pada Maret 2013 dengan ketinggian 3,1 meter. Bahkan pada Maret 2016, bunga langka ini bahkan tumbuh mencapai ketinggian 4 meter, tetapi dari jenis Amorphophallus titanium dengan warna merah keunguan.

Bunga tersebut baru mekar sebesar 60 persen (paling kanan). (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro).

Untuk jenis Amorphophallus gigas yang segera mekar ini merupakan yang tertinggi. Selain kedua jenis bunga bangkai itu, di penangkaran ini juga dikembangkan jenis Amorphophallus variabilis dan Amorphophallus paeonifolius.

Menurut Zuljumdi, pihaknya sangat terbuka dan mempersilakan jika ada pihak Muri (Museum Rekor Indonesia) bahkan pihak Guinnes Book of Record yang ingin mengabadikan dan mengukur secara langsung bunga ini.

Mengingat waktu mekar yang sangat pendek, yaitu satu minggu saja, Anda sebaiknya berkunjung tidak melewati batas waktu tersebut.

"Kami ini hanya petani. Jika ada pihak yang ingin mengeksplorasi silakan dan kami sangat terbuka," kata Zuljumdi Hamzah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya