Sedekah Laut, Nelayan Ciptakan Karya Seni Nyentrik Bertaraf MURI

Karya seni itu merupakan wujud terima kasih nelayan atas hasil tangkapan selama ini.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 03 Okt 2016, 11:33 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2016, 11:33 WIB
Sedekah Laut, Nelayan Ciptakan Karya Seni Nyentrik Bertaraf MURI
Karya seni itu merupakan wujud terima kasih nelayan atas hasil tangkapan selama ini. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Pemalang - Panas terik yang menyengat kulit tak menyurutkan semangat ratusan nelayan yang berkumpul di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Asemdoyong, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, sejak pagi.

Mereka penasaran dengan acara baritan alias sedekah laut yang hendak memamerkan karya seni rupa unik buatan para nelayan sendiri.

Karya seni rupa itu berupa kolase kapal nelayan dari rangkaian ikan petek terbanyak. Dalam acara bertajuk "Rayakan Rame-Rame" itu, karya seni rupa nelayan berdiri megah di depan Kantor Urusan Desa (KUD).

Menurut tokoh nelayan Asemdoyong, Suroso, hasil kerajinan tangan para nelayan itu mencerminkan serta memupuk semangat pertemanan dan gotong royong masyarakat setempat.

"Maha karya seni kolase kapal nelayan dari rangkaian ikan petek terbanyak ini murni ide dari nelayan Asemdoyong sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberikan rezeki dan keberkahan," ucap Suroso, Sabtu, 1 Oktober 2016.

Awal mula ide itu muncul saat sejumlah nelayan Asemdoyong menggelar beberapa kali perkumpulan. "Kenapa kolase kapal nelayan dengan ikan petek terbanyak? Karena ikan itulah yang selama ini menjadi sumber rezeki bagi nelayan Asemdoyong," tutur dia.

Selain itu, kata dia, ikan petek sendiri setiap hari ada dan diperoleh nelayan setempat, sehingga tidak musiman. Setiap harinya, di musim apa pun, nelayan Asemdoyong yang berasal dari berbagai suku dan latar belakang bisa mendapatkan sedikitnya satu ton ikan petek.

Karena itu, tak salah alasan para nelayan untuk mengungkapkan rasa syukur dan sebagai keberkahan rezeki dari ikan petek yang mampu menghidupi nelayan Asemdoyong membuat karya seni tersebut.

"Kami masyarakat Asemdoyong yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, hidup dengan nilai-nilai gotong royong yang pekat dalam keseharian," ucap dia.

Dapat Rekor MURI

Kolase kapal nelayan itu memiliki tinggi 1 meter, lebar 2,75 meter dan tebal 20 cm. Untuk membuat karya unik itu, nelayan membutuhkan 13.500 ikan petek yang telah dikeringkan.  

"Sejak puluhan tahun yang lalu, ikan petek telah menjadi tali kehidupan, cermin kemakmuran, serta simbol pemersatu masyarakat Asemdoyong," kata Suroso.

Sementara itu, Panitia Perayaan Buritan nelayan Asemdoyong, Mahmud menyebutkan waktu yang dibutuhkan untuk membuat kolase kapal nelayan berbahan ikan petek itu hanya tiga hari. Proses pembuatan dimulai dari pengumpulan ikan, pembuatan rangka, pengeringan ikan, hingga pemasangan ikan di rangka dilakukan secara gotong royong.

"Kami akui karya seni rupa kolase ini berhasil menyatukan masyarakat Asemdoyong melalui acara 'Rayakan Rame-Rame'. Selain itu, kolase ini berhasil tercatat di MURI dengan kategori kolase kapal nelayan ikan petek terbanyak. Inilah yang semakin mendorong kami untuk terus berkarya," ujar dia.

Agar penduduk lainnya dapat turut berpartisipasi, mereka semua diajak untuk memberikan dukungan melalui cap tangan mereka di Papan Penghargaan Ikan Petek sesaat setelah kolase tersebut dipamerkan kepada masyarakat.

"Rangkaian acara pameran kolase kapal nelayan ikan petek terbanyak ini di 'Rayakan Rame-Rame' masyarakat setempat dan selesai dipamerkan pada tanggal 2 Oktober 2016," kata Mahmud.

MURI akan mencatat karya seni masyarakat Asemdoyong tersebut dengan nama Kolase Kapal Nelayan dari Rangkaian Ikan Petek Terbanyak.

"Harapan kami dengan diraihnya rekor membanggakan ini, masyarakat Asemdoyong dapat semakin memperkenalkan ikan petek dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi daerah," ucap Mahmud.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya