SMS Misterius untuk Orangtua Bocah Korban Penculikan di Malang

Yuyun Maulidyah sendiri mengaku mendapat dua pesan pendek ke telepon selulernya dari satu nomor yang tak dikenal.

oleh Zainul Arifin diperbarui 23 Okt 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2016, 18:00 WIB
Penculikan anak
Sabita Mahfudiah Lailia, bocah 3,5 tahun warga Poncokusomo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menjadi korban penculikan. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Malang - Aksi penculikan terhadap bocah berusia 3,5 tahun, Sabita Mahfudia Laila menggegerkan warga Dusun Nongkosewu Desa Karangnongko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Anak dari pasangan suami istri Satrio Pamungkas dan Yuyun Maulidyah itu diculik saat tidur siang pada Sabtu 22 Oktober kemarin. Orang tua korban pun mengaku bingung dengan aksi penculikan terhadap anak bungsunya itu. Selama ini keduanya mengaku tak memiliki masalah dengan siapa pun.

Yuyun Maulidyah sendiri mengaku mendapat dua pesan pendek ke telepon selulernya dari satu nomor yang tak dikenal. Pesan itu berbunyi, "Saya adalah orang yang mungkin pernah hancur karena keluargamu. Putri ibu dalam keadaan aman jangan kuatir. Besok pagi saya hubungi lagi."

Sedangkan bunyi pesan kedua, "Saya hanya menjalankan perintah dan saya butuh uang tebusan. Sekali lagi jika putri ibu ingin dalam keadaan aman, jangan libatkan kepolisian. Sekarang putri ibu aman." Pesan itu dikirim pada pukul 23.35 WIB malam kemarin.

Yuyun mengaku sudah berupaya menghubungi nomor tersebut tapi tak direspon. Ia juga meminta pengirim pesan untuk mengirim gambar putrinya untuk memastikan kondisi sebenarnya.

"Tapi tak dibalas oleh pengirim pesan itu," ucap Yuyun ditemui di rumahnya di Malang, Minggu (23/10/2016).

Ia dan suaminya mengaku tak pernah memiliki masalah dengan siapapun. Di internal keluarga besarnya juga disebut tak memiliki persoalan. Karenanya, pihak keluarga pun bingung dengan aksi penculikan itu dan berharap Sabita dalam kondisi selamat.

Saat peristiwa penculikan itu terjadi, Yuyun dan Satrio tengah bekerja di Pasar Tumpang. Anak sulung mereka juga masih sekolah. Praktis di rumah  Sabita hanya ditemani oleh Kumakyah yang sudah dua tahun bekerja sebagai pekerja rumah tangga di rumah mereka.

Jika mengacu pada mobil jenis Nissan March warna abu – abu yang dikendarai oleh pelaku penculikan, Yuyun teringat dengan mobil serupa yang sering parkir di tepi jalan sebelah selatan rumah. Selama hampir empat hari terakhir, mobil itu sering terlihat sekitar pukul 12.30 saat pulang dari pasar.

"Di dalam mobil itu ada sekitar tiga orang lelaki, seperti istirahat dalam mobil. Bagasi belakang selalu terbuka. Tetangga rumah juga kerap melihat mobil itu lalu lalang dekat rumah," ujar dia.

Hal serupa dikatakan suaminya, Satrio Pamungkas. Namun Satrio melihat mobil jenis Agya warna hitam berada di dekat rumah pada lima hari lalu. Saat itu ia tak menaruh curiga apapun ke pemilik mobil itu.

"Saya lihat mobil itu di tepi jalan dekat rumah, bukan milik warga kampung sini. Saya tak curiga, mungkin orang tengah istirahat," ucap Satrio.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang, AKP Adam Purbantoro mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim untuk memburu para pelaku penculikan itu.

"Motifnya apa juga belum bisa diketahui. Soal pesan pendek di telepon seluluer, itu bisa jadi benar bisa juga ulah orang iseng. Apalagi  keluarga korban menyebar berita hilangnya anak mereka di sosial media," ucap dia.  Adam.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya