Liputan6.com, Semarang - Indahnya persatuan dalam keberagamaan berlandaskan kebhinekaan diserukan dari Jawa Tengah untuk Indonesia. Berbagai elemen masyarakat bersatu padu turun ke jalan menggelar pawai budaya yang diikuti dan disaksikan puluhan ribu warga dari berbagai daerah.
Tidak saja dalam rapat akbar di Kota Semarang, namun seruan pentingnya persatuan juga diungkapkan ratusan warga Grobogan dalam apel kebhinekaan yang digelar di Mapolres Grobogan, Minggu 20 November 2016.
Tanpa memandang agama, warga Jawa Tengah terus menyuarakan persatuan dan kesatuan yang mewadahi keberagaman warna masyarakat Indonesia.
Advertisement
Seperti yang dilakukan Indri Asanti, dia tampak bergeming di tengah panasnya sengatan sinar matahari saat berada di depan bundaran Videotron Jalan Pahlawan, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 18 November 2016.
Baca Juga
Kedua tangannya menggenggam erat spanduk besar bertuliskan kecaman terhadap tindakan diskriminasi dan kekerasan yang kerap muncul belakangan ini.
Bagi Indri, maraknya perilaku intoleran merupakan hal amat yang ditunjukan segelintir orang untuk memecah belah rakyat Indonesia. Justru, dirinya tidak mau bahkan mengajak warga lain untuk tidak terprovokasi walaupun banyak tekanan dari oknum tertentu.
"Makanya, saya ikut memperingati Hari Toleransi Internasional karena mampu melawan tindakan intoleran yang muncul di beberapa daerah," kata anggota Himpunan Mahasiswa Buddha tersebut.
Peserta lain, Topan Adityo, menilai kelompok yang membuat kekacauan di tengah masyarakat, harus dibubarkan. Pasalnya, gerakan mereka jelas anti-Pancasila dan ingin merusak kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Demi terwujudnya kerukunan antar warga saya meminta kepada pemerintah buat membubarkan ormas tersebut. Jangan ada lagi kelompok intoleran di negara kita," katanya lagi.
Apel Kebhinekaan di Grobogan
Di Kabupaten Grobogan, ratusan orang mengikuti apel kebinekaan yang digelar di Halaman Mapolres. Warga dari berbagai kalangan dan agama bersatu dan menyuarakan persatuan untuk Indonesia.
Tidak saja dari kalangan intelektual, namun sejumlah santri dari pondok pesantren juga ikut dalam barisan. Dengan ciri khas yakni sarung dan sandal jepit mereka mengikuti upacara yang untuk menyerukan pentingnya menjaga keberagaman yang selama ini menjadi ciri Bangsa Indonesia.
"Kita mengajak warga untuk terus menyuarakan persatuan. Hal ini penting karena apa yang terjadi di dunia internasional berpengaruh pada negara. Apa yang terjadi di negara berdampak pada Kabupaten Grobogan," ujarnya.
Dalam apel bersama tersebut, sejumlah polisi juga mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah. Tidak saja dalam apel, namun pentingnya kebinekaan juga diungkapkan dalam event operasi zebra Candi.
Sejumlah anggota kepolisian melakukan razia penertipan pengendara lalulintas dengan mengenakan pakaian tradisional. Alhasil bukanlah warga melarikan diri, sebaliknya mereka malah mengajak ber selfie ria setelah diperiksa surat-suratnya.
Salam dari Kaki Gunung Sumbing
Masyarakat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengucapkan ikrar kebhinekaan pada apel kebhinekaan di Alun-Alun Temanggung, Minggu, untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apel yang dipimpin Bupati Temanggung, Bambang Sukarno tersebut diikuti sejumlah unsur masyarakat, antara lain pelajar, TNI, Polri, organisasi masyarakat (ormas), dan tokoh agama.
Turut pada apel tersebut Gubernur IPDN Irmaya Suradinata. Usai pembacaan ikrar kebhinnekaan masyarakat menyaksikan display drumband dari IPDN untuk menghibur masyarakat dalam merayakan HUT ke-182 Kabupaten Temanggung.
Isi ikrar terdapat empat poin, yakni mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara dan bhinneka tunggal ika sebagai semboyan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setia menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI, menghormati keberagaman suku agama ras dan antargolongan serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
Siap mengamalkan sikap toleransi dan menjaga kerukunan dalam tatanan kehidupan yang berperi kemanusiaan dan berperi keadilan. Menolak segala bentuk terorisme radikalisme dan paham ekstrem lainya yang berpotensi memecah belah bangsa.
Bupati Temanggung Bambang Sukarno mengatakan masyarakat Indonesia heterogen yang terdiri atas berbagai suku bangsa, ras, agama dan golongan. Kebhinnekaan itu menjadikan Indonesia kuat dan maju. Semangat kebhinekaan itu yang harus dijaga, terutama oleh generasi muda sebagai generasi penerus untuk kemajuan dan kekuatan NKRI.
Masyarakat Temanggung, katanya akan selalu mengamankan NKRI dengan Pancasila sebagai ideologi negara. Keragaman telah menjadikan negara ini kuat dan selalu di segani negara lain.
"Tugas kita adalah menjaga persatuan dan kesatuan yang telah ada," katanya.
Ia menuturkan tanpa persatuan dan kesatuan akan percuma pembangunan dilakukan, karena tidak akan berjalan dengan baik dan terutama hasilnya tidak dapat dinikmati.
Kapolres Temanggung AKBP Wahyu Wim Hardjanto mengatakan apel besar dan ikrar kebhinnekaan untuk menyikapi berkembangnya ideologi yang berusaha merongrong NKRI dan berharap masyarakat tidak terpengaruh dari kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkkan perpecahan.
Ia mengatakan NKRI dengan ideologi Pancasila adalah harga mati yang harus dipertahankan dan hal itu membutuhkan segenap komponen bangsa.
"Kami inisiatif apel kebhinnekaan karena ini penting untuk mengingatkan dan meneguhkan kembali semangat bernegara dan berbangsa," katanya.
Cinta Tanah Air dari Boyolali
Ratusan orang yang tergabung dalam komunitas relawan Semut Ireng dan Aku Cinta Indonesia Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, aksi keprihatian dengan mengajak pengunjung Car Free Day mencintai Tanah Air.
Aksi keprihatinan yang diprakarasi dua komunitas tersebut di Boyolali, Minggu 20 November 2016, dengan membagi-bagikan bunga kepada masyarakat pengunjung CFD di sepanjang Jalan Pandanaran Boyolali.
Menurut Alif Margana selaku ketua penyelenggara, pihaknya memiliki ide mengadakan acara tersebut setelah melihat keprihatian situasi saat ini yang dinilai mengarah kepada keperpecahan bangsa.
"Masyarakat menjaga dan mengamankan NKRI secara nyata," katanya.
Ia mengatakan aksi simpati mereka dengan membagikan bunga kepada pengunjung CFD dan memberikan hiburan terhadap masyarakat.
"Kami intinya mengajak masyarakat untuk menjaga kemajemukan kebhinekaan bangsa ini. Bangsa ini menjadi besar dibangun dari dasar kemajemukan dan kebhinekaan dengan mengorbankan darah yang tidak sedikit oleh para pahlawan dan pendiri negara," kata Alif.
Pihaknya sudah sepantasnya ikut berperan secara aktif dan nyata mengajak masyarakat untuk menjaga kebhinekaan dan tidak memberikan toleransi sedikitpun kepada siapa saja yang mau memecah belah bangsa.
"Kami tidak ada orasi, tetapi kami hanya mengajak masyarakat pengunjung CFD untuk lebih mencintai negara ini. Masyarakat harus menjaga kesatuan dan persatuan Republik Indonesia, " kata Alif.
Camat Boyolali Kota Dahat Wilarso mengatakan pihaknya memberikan apresiasi dan mendukung inisiatif mereka melalui kegiatan tersebut.
Ia mengharapkan masyarakat Boyolali khususnya dan warga Indonesia pada umumnya bersama-sama memelihara kebhinekaan.
"Kami bangga dengan adanya aksi keprihatinan dari komunitas ini. Mari kita kebersamaan ikut menjaga NKRI. Aku cinta NKRI akan bergema di wilayah Boyolali," kata Dahat Wilarso.
Setyabudi (43), salah satu warga Boyolali, mengatakan kegiatan "Save NKRI" dan "Aku Cinta Indonesia" yang digelar di CFD sebagai hal positif karena dapat menumbuhkan cinta Tanah Air bagi masyarakat.
"Kegiatan itu, juga dapat diserap dan dimengeri oleh anak-anak generasi muda, apa arti Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Masyarakat selain mendapat hiburan Orkes Melayu, juga ada maknanya untuk mencintai Tanah Air," katanya.