Liputan6.com, Serang - Dermaga yang menjorok ke laut di pelabuhan, perikanan, di Serang, Banten kian ramai seiring senja. Warga berdatangan jalan kaki atau menggunakan kendaraan.
Apa yang dilakukan? "Duduk-duduk, ngopi lihat matahari terbenam," kata Alamsyah (16), salah seorang warga Serang, Banten.
Pantauan Liputan6.com pada akhir pekan di awal Desember 2016, dermaga di pelabuhan perikanan itu menjadi ruang publik yang asyik. Orang-orang piknik ke sana.Â
Advertisement
Sebagian menyeberang ke pulau-pulau kecil yang terlihat di seberang, seperti Pulai Tiga, Pulau Empat, Pulau Lima. Sebagian besar nongkrong saja di dermaga menikmati senja.
Advertisement
Baca Juga
Pemandangan di dermaga memang menyegarkan jiwa. Laut lepas memberi kedamaian. Sementara di sisi pantai, ada teduh kawasan mangrove, dan nun di sana tampak menjulang anak Gunung Krakatau.
Jejak Banten Lama
Pelabuhan di Serang menjadi salah satu jejak Kesultanan Banten sebagai negara besar dengan perekonomian yang menggeliat. Terbayang juga Banten di masa lalu sangat memperhatikan tata kelola air.
Â
Masuk ke arah kota di kawasan Banten Lama, masih banyak sisa aset cagar budaya. Ada reruntuhan bangunan kesultanan, masjid agung, menara pengawas, juga kanal-kanal air yang dulu jadi prasarana transportasi.
Kesan awal yang menonjol dari berbagai aset heritage Banten adalah masih belum optimalnya perawatan dan pengelolaan. Kerap dijumpai tumpukan sampah di sekitar cagar budaya.
Aset-aset lama pun terkesan belum dipercantik, selain minimnya fasilitas. Rasanya pemerintah sekarang perlu belajar ke masa Banten silam.Â
Â