6 Cerita Heboh dari Jambi 2016: Aksi Orang Rimba hingga Zumi Zola

Gubernur Jambi Zumi Zola masih belum bisa berhenti marah-marah gara-gara banyak persoalan di tahun ini.

oleh Bangun Santoso diperbarui 21 Des 2016, 13:03 WIB
Diterbitkan 21 Des 2016, 13:03 WIB
20160317-Gunung Kerinci
Pendakian Gunung Kerinci dibatasi setelah ada semburan awan hitam (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Sepanjang 2016, perhatian publik di Jambi tersita beberapa peristiwa cukup menghebohkan di daerah ini. Berikut rangkuman enam peristiwa heboh di Jambi sepanjang 2016.

1. Aksi Gadis Jambi Usai Batal Dinikahi Anak Pejabat

November 2016 lalu, publik di Jambi dikejutkan dengan laporan seorang gadis Jambi bernama Riri ke Mapolda Jambi. Riri melaporkan seorang pria bernama R yang tak lain adalah anak salah satu pejabat di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi.

Kepada polisi, Riri mengaku telah ditipu oleh keluarga R karena batal dinikahi yang rencananya berlangsung pada Agustus 2016. Padahal, perempuan berkulit putih ini sudah mengeluarkan uang modal nikah puluhan juta. Bahkan, 2.000 lembar undangan sudah dicetak dan siap disebar.

Riri merasa dimanfaatkan keluarga R karena seluruh biaya persiapan nikah ditanggung oleh keluarga Riri.

Hati Riri semakin sakit lantaran berkali-kali mencoba menghubungi R dan keluarganya tak kunjung ada jawaban. Riri bahkan nekat menyusul R yang saat itu berada di Bandung, Jawa Barat saat tengah mengikuti penataran calon pegawai di Kementerian Pendidikan.

Namun bukan jawaban yang melegakan, oleh R, Riri mengaku dituduh selingkuh. Begitu juga saat menemui orangtua R, Riri justru dituduh sebagai orang gila.

Kasubbid Humas Polda Jambi Kompol Wirmanto membenarkan adanya laporan tersebut. Polisi tengah serius menyelidiki laporan tersebut.

 

2. Petaka Tambang Emas Liar

11 Penambang Emas Liar Belum Ditemukan, Bupati Minta Tolong Ulama
Memasuki hari ke-11, jenazah 11 penambang emas liar di Merangin, Jambi, belum juga ditemukan. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Senin, 24 Oktober 2016, menjadi hari paling kelam bagi warga Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Siang itu, warga dikejutkan dengan tertimbunnya 11 penambang emas di sebuah sumur tambang yang lokasinya tak jauh dari sungai Batanghari.

Sebelas penambang emas tersebut yakni Tami (45), Yung Tuk (30), Siam (28), Hamzah (55), Jurnal (21), Catur (24) dan Guntur (34) merupakan warga Sungai Nilau, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin. Selajutnya, Cito (25) dan Zulfikar (25) warga Perentak, Kecamatan Pangkan Jambu, serta Dian Arman (53) dan Erwin warga Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap.

Berhari-hari puluhan petugas SAR, BPBD, kepolisian dan TNI melakukan evakuasi. Berbagai upaya, bahkan ritual doa di lokasi kejadian tak kunjung membuahkan hasil.

Akhirnya, setelah lewat dua pekan upaya evakuasi, Bupati Merangin, Al Haris akhirnya mengumumkan apabila proses evakuasi ke-11 penambang dihentikan. Keputusan itu diambil karena kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan lagi.

Kondisi sumur tambang yang berada tak jauh dari aliran sungai menyebabkan lobang sumur digenangi air. Hal itu tidak memungkinkan untuk petugas masuk ke dalam lobang sedalam lebih dari 50 meter. Curah hujan yang tinggi makin menambah sulit proses evakuasi.

Akhirnya, setelah berunding dengan keluarga korban, Bupati Al Haris secara resmi menghentikan proses evakuasi. Lobang tambang akhirnya ditutup yang kemudian diatasnya ditanam 11 batu nisan sebagai tanda dan prasasti.

3. Zumi Zola Ngotot Belah Gunung Kerinci

Gunung Kerinci
Gunung Kerinci terlihat dari Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Belum lama dilantik sebagai Gubernur Jambi, Zumi Zola langsung bikin heboh publik di daerah itu, khususnya para pegiat lingkungan. Meski banyak menuai protes, tiba-tiba Zumi Zola menyatakan akan melanjutkan kembali rencana membuat jalur evakuasi dengan membelah hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Kabupaten Kerinci.

Gunung api Kerinci yang berada pada status Waspada Level II menjadi alasan Zumi Zola membangun jalur evakuasi di kawasan TNKS. Bahkan Zola mengaku sudah beberapa kali bertemu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menindaklajuti rencana tersebut.

Zola menyatakan pentingnya jalur evakuasi di kawasan Gunung Kerinci. Jika gunung api tertinggi di Indonesia itu sewaktu-waktu meletus, maka proses evakuasi warga lebih mudah apabila sudah ada jalur evakuasi khusus.

Salah satu yang paling getol menolak rencana itu adalah Direktur Hayati Sumatera, Musnardi Munir. Menurut dia, rencana Zola tersebut adalah blunder bagi kelestarian alam hutan di kawasan TNKS.

Musnardi berpendapat, pembukaan jalur evakuasi di kawasan TNKS justru akan membuka jalan bagi para perambah. Apalagi selama ini lebatnya hutan TNKS tidak hanya terkenal dengan flora dan faunanya saja. Tetapi juga sumber daya alamnya yang melimpah.

Kritik juga dilayangkan oleh pihak Balai TNKS. Di mana pembukaan jalur evakuasi itu akan sangat mengancam habitat satwa dilindungi yang selama ini mendiami kawasan TNKS.

 

4. Marah-Marah Gubernur Ganteng

Tanggapi Kasus Bupati Ogan Ilir, Kepala Daerah Dukung Tes Narkoba
Gubernur Jambi Zumi Zola siap dites narkoba pertama, sedangkan Wali Kota Pontianak usulkan tes rambut. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Hampir genap setahun Zumi Zola menjabat sebagai Gubernur Jambi. Terbilang muda dan rupawan, tak jarang emosi Zumi Zola terpancing saat bekerja.

Setidaknya sudah ada 5 kali gubernur ganteng ini marah-marah. Pertama, marah-marah di rumah sakit. Ini merupakan aksi marah-marah pertamakali Zumi Zola usai dilantik sebagai gubernur.

Zola terlihat geram saat inspeksi mendadak (Sidak) di RSUD Raden Mattaher Jambi. Di rumah sakit terbesar di Jambi ini, Zola kesal karena mendapati obat DBD kosong. Padahal saat itu, DBD tengah melanda Jambi.

Kepada Direktur RSUD Raden Mattaher, Andi Pada, Zumi Zola mengintruksikan agar segera melakukan evaluasi dan tidak segan menindak petugas yang kurang maksimal dalam bekerja.

Kedua, mengamuk di Kantor Samsat. Selanjutnya pada Maret 2016, Zumi Zola kembali marah saat sidak ke Kantor Samsat Kota Jambi. Di kantor ini Zola mendapati kantor yang sepi dan lengang saat jam kerja.

Muka Zola langsung merah dan mengamuk karena ada ibu-ibu yang mengaku kesulitan dan sempat dikutip uang Rp 600 ribu saat mengurus surat-surat kendaraan.

Amukan Zola ia tumpahkan kepada Kepala Samsat Kota Jambi yang saat itu dijabat oleh M. Rum. Buntut kemarahan Zola ini setidaknya ada 20 pegawai Samsat Kota Jambi yang akhirnya dipecat karena dinilai tidak disiplin.

Ketiga, berang mendapati banyak kubangan kerbau. Kemarahan Zola kembali berlanjut saat sidak ke Kabupaten Muarojambi. Bukan fakta melegakan, justru sebaliknya, Zola mendapati banyak "kubangan kerbau" di tengah jalan.

Kondisi tersebut diduga akibat banyaknya kendaraan berat milik perusahaan yang melintas di Kabupaten Muarojambi.

Keempat, marah akibat aktivita penambang emas liar. Insiden tertimbunnya 11 penambang emas di Kabupaten Merangin menyita emosi Zumi Zola.

Pasca-kejadian ini, Zola menyatakan perang terhadap penambang emas liar. Tak lama usai kejadian ini, Zola bahkan mengaku menemui langsung Kapolri untuk meminta saran dan bantuan dalam penanganan masalah penambangan liar yang marak di Jambi.

Kelima, marah-marah di tengah malam. Senin 5 Desember 2016, kemarahan Zola kembali terpancing saat menerima laporan ada ratusan warga yang memblokir jalan di Desa Mudung Darat, Kecamatan Muarasebo, Kabupaten Muarojambi.

Zola marah usai mendapati ada jalan rusak sehigga warga kesulitan berujung protes. Dari informasi warga, Zola mendapati jika kerusakan jalan itu sudah menahun akibat sering dilintasi kendaraan berat milik perusahaan yang beroperasi di daerah itu.

 

5. Aksi Orang Rimba Larikan Gadis Belia

Menjaga Jernang, Buah Mahal Penentu Hidup Mati Orang Rimba Jambi
Jernang sangat bermanfaat dalam berbagai industri. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Warga Jambi dihebohkan dengan peristiwa tak biasa. Seorang pemuda Orang Rimba atau biasa disebut Suku Anak Dalam bernama Penulis nekat membawa kabur gadis belia 14 tahun berinisial RM selama 10 hari.

RM adalah warga Sungai Marak, Kelurahan Dusun Bangko, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin.

Sebelum dibawa kabur, Senin malam, 14 November 2016, RM tengah menginap di rumah bibinya yang juga tak jauh dari kediaman orangtuanya. Sang bibi kaget karena saat dicek di kamar, RM tidak ada. Jendela kamar juga terlihat terbuka.

Keesokan harinya, keluarga RM mencari dan bertanya ke teman-temannya. Dari penelusuran itu, RM diketahui tengah dekat dengan seorang pemuda dari Suku Anak Dalam yang tinggal di daerah Trans E2, Kecamatan Bangko.

Menganggap anaknya diculik, keluarga RM lantas melapor ke Polsek Bangko. Kapolsek Bangko, Iptu Didi Engkas membenarkan kejadian tersebut. Kamis malam, 24 November 2016, pelaku berhasil ditangkap setelah beberapa hari diintai.

Guna mempertanggungjawabkan tindakannya, Penulis kini ditahan di Mapolres Merangin, Jambi. Ia disangkakan dengan pasal penculikan anak di bawah umur.

 

6. Celeng Aneh Diduga Babi Ngepet

Babi aneh
Babi seukuran anjing tertangkap masuk ke rumah-rumah warga. (Bangun Santoso/Liputan6.com

Peristiwa aneh penuh misteri membuat geger warga Kota Jambi. Kejadian bermula saat warga menangkap seekor celeng atau babi sebesar anjing dewasa.

Sebelum tertangkap pada Minggu, 4 Desember 2016, warga di Kelurahan Selamat, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi sudah beberapa kali melihat penampakan celeng tersebut di rumah-rumah warga.

Dirasa aneh, warga menduga, celeng tersebut adalah penampakan dari babi ngepet. Babi ngepet adalah istilah populer untuk menyebut sosok babi jadi-jadian dalam hal laku gaib mencari kekayaan.

Kabar tertangkapnya babi ini langsung menyebar dari mulut ke mulut. Banyak warga penasaran dan berdatangan ke Kelurahan Selamat untuk melihat dan menanyakan kebenaran kabar tersebut.

Dino, salah seorang warga mengatakan, celeng tersebut terlihat aneh karena muncul di saat hujan. Hewan tersebut tidak terlihat seperti babi pada umumnya. Mesti liar, justu kerap masuk rumah-rumah warga secara misterius. Ditambah Kelurahan Selamat berada di tengah kota dan tidak ada hutan sebagai habitat babi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya