Liputan6.com, Semarang Video viral yang menunjukkan seorang cucu memaksa neneknya untuk mengemis mulai menunjukkan titik terang baru. Hasil penyelidikan polisi menyebutkan bahwa pelaku tersebut bernama Suwarno (36).
Meski demikian belum dijelaskan apakah nenek yang dipaksa mengemis itu adalah neneknya sendiri atau orang lain. Suwarno kini masih diperiksa di Polrestabes Semarang.
Adapun sosok nenek yang menjadi korban itu bernama Supini. Dalam Video viral di media sosial, ia disuruh untuk mengemis oleh sosok pria berpakaian warna merah. Video itu bersambung ke video kedua, dimana video itu menunjukkan bahwa nenek Supini menepi dari perempatan lampu merah RSUP Dr Kariadi.
Advertisement
Kemudian ketika nenek Supini menepi, ia ditemui seorang laki-laki berpakaian biru. Itu adalah sosok laki-laki yang sama. Rupanya dalam video kedua itu menggambarkan bahwa nenek Supini sedang beristirahat dari kegiatannya mengemis.
Baca Juga
Saat istirahat itulah, Suwarno sesekali membantu mengelap keringat di wajah sang nenek. Meski dilakukan dengan kasar, dan pada adegan terakhir, lap itu kemudian dilempar ke muka nenek Supini. Tidak diketahui pasti apa yang terjadi, namun Suwarno kemudian mengambil kantong nenek Supini dan menghitung hasilnya.
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Wiyono Eko Prasetyo, pihaknya memastikan akan menjerat Suwarno dengan Undang undang anti trafficking. Suwarno bisa diancam dengan hukuman penjara 15 tahun. Alasannya, ia sudah melakukan eksploitasi terhadap Supini.
"Disidik terjerat Undang-undang Perdagangan Orang. Hukuman minimal 3 tahun penjara maksimal 15 tahun. Benar dieksploitasi. Uang dipakai tersangka untuk memenuhi kebutuhan," kata Eko, Senin (6/3/2017).
Hingga saat ini Suwarno masih dimintai keterangan dan diselidiki apakah ada "Supini" yang lain. Suwarno sempat beberapa kali berkilah dan mengaku sebagai cucu angkat Supini, namun ternyata ia berbohong dan akhirnya mengatakan yang sebenarnya.
"Untuk korban lainnya masih kami kembangkan, ada tidak," kata Kasat Reskrim.
Sementara itu untuk Supini saat ini ditangani Dinas Sosial Kota Semarang. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku sangat berterima kasih kepada kepedulian warga kota Semarang. Ia memang memerintahkan Dinas Sosial untuk menangani masalah ini.
"Kan kita sering lihat teman-teman menangani serius masalah orang terlantar. Namun mereka yang sudah di jalanan itu seringkali bermain kucing-kucingan dengan petugas. Ini PR bagi pemerintah. Negara harus hadir dalam mengatasi masalah itu," kata Wali Kota Semarang, Hendi.
Hendi juga meminta agar warga kota semakin peduli dengan dinamika kota. Wali kota Semarang ini juga bertanya-tanya, benarkah keberadaan pengemis di jalanan kota Semarang sudah dikoordinir semacam mafia?
Tongkat Kayu untuk Nenek Pengemis
Sementara itu Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, membelikan si nenek pengemis sebuah tongkat baru untuk membantunya berjalan.
Hal itu dilakukannya saat menjenguk perempuan yang mengaku asal Magelang, Jawa Tengah, itu ketika berada di Mapolrestabes Semarang, Senin (6/3/2017), untuk dimintai keterangan atas dugaan trafficking yang menimpanya.
Sebelum menemui Supini, Ita, sapaan akrab Hevearita, menyempatkan bertemu dengan seorang lelaki yang diduga menyuruh nenek renta itu mengemis.
Begitu bertemu, Wawali langsung menyampaikan bermacam pertanyaan kepada si nenek, mulai sudahkah makan, selama ini tidur di mana, hingga siapa sebenarnya laki-laki yang diduga menyuruhnya untuk mengemis.
Sang nenek sempat kaget ketika banyak wartawan yang mengabadikan gambarnya, seraya mengatakan, "Sampun, kula niki tidak salah, tidak nyolong. Saya ngemis juga seikhlasnya sing maringi (Sudah-sudah, saya tidak salah. Saya mengemis juga seikhlasnya yang memberi)," ujarnya.
Namun, Wawali kemudian segera memberikan penjelasan bahwa sang nenek memang tidak bersalah dan menjadi korban sehingga tidak perlu khawatir.
"Mbah, kula tukokne tongkat sing anyar nggih?," kata Ita, yang terlihat iba melihat sang nenek yang selalu membawa tongkat dari potongan bambu, kemudian langsung menyuruh ajudannya untuk membelikan tongkat baru.
Sekitar 15 menit kemudian, tongkat dari aluminium yang masih bersegel plastik pun tiba dan langsung diserahkan oleh Wawali kepada sang nenek untuk mengganti tongkat dari potongan bambu yang selama ini menemaninya.
"Tadi, Mbahnya (Supini) ingin pulang ke Grabag, Magelang. Tetapi, kami perlu cari dulu keluarganya. Sementara ini, kami tempatkan dulu di Panti Rehabilitasi Sosial Among Jiwo," katanya.
Apalagi, kata dia, berdasarkan pengakuan Supini selama ini tidurnya di lantai atas Pasar Johar, sementara orang yang mengaku cucunya ternyata bukan dan sekarang ini sudah diamankan pihak kepolisian.
Advertisement