Liputan6.com, Magelang - Keluarga korban pembunuhan Kresna Wahyu Nurachmad mengunjungi SMA Taruna Nusantara Magelang. Dalam kunjungan itu, selain pamit, keluarga korban juga meminta agar ponsel milik AMR yang disita supaya dikembalikan kepada pemiliknya.
Kepala Humas SMA Taruna Nusantara Cecep Iskar mengatakan, saat rekonstruksi digelar di sekolah, dalam waktu yang bersamaan keluarga korban siswa yang dibunuh juga hadir di sekolah. Mereka bukan hadir untuk menyaksikan proses rekontruksi tetapi hanya untuk menemui pihak sekolah.
"Tadi ibu korban juga kaget kok ada rekonstruksi di sekolah padahal beliau tidak tahu jika akan ada rekonstruksi. Nah, kedatangannya ke sekolah untuk pamit sebelum pulang ke Jakarta," kata dia di SMA Taruna Nusantara Magelang, Senin, 3 April 2017.
Cecep menerangkan, ada delapan orang dalam rombongan keluarga Kresna. Dalam pertemuan itu, keluarga mengaku sudah ikhlas menerima takdir meninggalnya sang buah hati. Tak hanya pihak keluarga, pihak sekolah juga merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Kresna.
Baca Juga
Advertisement
"Selain ibu korban, ada juga kakak-kakak korban, tante dan pengantar dari pihak Akmil. Keluarga ingin bersilaturahmi kepada kami dan menyampaikan permohonan maaf jika selama di SMA Taruna korban pernah melakukan kesalahan," ucap Cecep.
Dalam kesempatan tersebut, lanjut dia, ibu korban meminta kepada pihak sekolah untuk mengembalikan ponsel yang disita oleh pamong kepada tersangka yang merupakan pemiliknya.
"Karena ponsel yang disita pamong adalah kesalahan dari korban yang meminjam ponsel milik pelaku. Untuk itu, keluarga meminta supaya ponsel tersebut segera dikembalikan kepada tersangka," kata dia.
Kasus pembunuhan siswa SMA Taruna Nusantara tersebut diketahui salah satunya dipicu oleh rasa sakit hati karena ponsel milik AMR disita oleh pamong. Ketika pelaku meminta korban untuk meminta kembali ponsel yang disita, Kresna menolaknya.
Selain persoalan tersebut, korban juga mengetahui jika pelaku mencuri buku tabungan rekan mereka. Setelah memalsukan tanda tangan si pemilik buku tabungan, AMR mengambil uang milik pemilik buku tabungan itu di bank.
Akibat rasa kesal dan sakit hati atas kejadian tersebut, AMR menghabisi korban pada Jumat, 31 Maret 2017 dini hari, dengan menusuknya saat terlelap menggunakan pisau yang disiapkan sebelumnya.