Pesanan Melimpah Pengusaha Busur Panah

Satu set busur panah berbahan dasar kayu dijual seharga Rp 750 ribu.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 21 Apr 2017, 15:22 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2017, 15:22 WIB
Pesanan Melimpah bagi Pengusaha Busur Panah Ponorogo
Satu set busur panah berbahan dasar kayu dijual seharga Rp 750 ribu. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Ponorogo – Mahmud (30), warga Desa Singkil, Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo, kini tengah menekuni usaha pembuatan busur panah. Meski baru enam bulan berjalan, Mahmud mengaku kewalahan melayani pesanan yang sudah menumpuk.

Pesanan tidak hanya datang dari Ponorogo saja, melainkan dari seluruh Indonesia. Tak jarang pesanan datang dari luar pulau Jawa seperti Batam, Riau, dan Kalimantan. Ia memang memasarkan produknya melalui internet.

"Saat ini saja kami harus membuat pesanan yang sudah antri lama," tutur Mahmud saat ditemui Liputan6.com di rumahnya, Kamis, 20 April 2017.

Mahmud mengaku awalnya ia berbisnis mebel. Karena terlalu banyak saingan, ia gulung tikar. Saat itu, ia terbersit ide membuat busur panah karena merupakan salah satu olahraga yang disukai oleh Rasulullah SAW.

"Awalnya kesulitan, mau bikin anak panah saja saya mikirnya tiga hari. Baru setelah itu, saya nyoba–nyoba sampai akhirnya berhasil," ucap Mahmud.

Busur panah yang dibuatnya pada awal usaha masih belum lentur dan lajunya tidak terarah. Setelah berkali–kali mencoba, akhirnya mulai berhasil.

"Kami beli fiber dari Semarang, dari situ hasil busur panah milik kami bagus," katanya.

Satu set busur panah yang terdiri dari dua anak panah dan satu target dari bahan dasar kayu dijual dengan harga Rp 750 ribu, sedangkan dari bahan paralon dijual seharga Rp 350 ribu. Usahanya semakin berkembang hingga kini ia dibantu salah satu saudaranya bernama Yudi.

Nama yang dipilih sebagai merek busur buatannya cukup unik, yaitu Boerytans atau yang dibaca Buritans. Nama itu berasal dari Bahasa Jawa yang berarti di belakang rumah.

"Karena proses pembuatannya di halaman belakang rumah saya," ucap dia.

Meski di Ponorogo hanya dia yang menjadi perajin busur panah, Mahmud tidak lantas jumawa. Ia selalu berharap dengan usahanya ini mampu memberikan rejeki yang halal bagi keluarganya.

"Selain itu juga saya lebih mengutamakan kualitas hasil produksi saya, supaya pelanggan puas," kata Mahmud.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya