Anak-Anak Panah Melesat di Kaki Gunung Ijen

Kesunyian di kaki Gunung Ijen dipecahkan suara desingan anak panah yang menancap ke lingkaran target.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 29 Mar 2017, 13:33 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2017, 13:33 WIB
Anak-Anak Panah Melesat di Kaki Gunung Ijen
Kesunyian di kaki Gunung Ijen dipecahkan suara desingan anak panah yang menancap ke lingkaran target. (dok. Humas Pemkab Banyuwangi)

Liputan6.com, Banyuwangi - Tak mau kalah dengan Presiden Joko Widodo, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kini mulai belajar memanah. Dibimbing dua pelatih asal Banyuwangi, ia konsisten melesatkan anak panah selama sejam penuh di kaki Gunung Ijen.

Meski baru berlatih, Bupati Anas cukup cepat menguasai teknik yang diajarkan. Ia menunduk dahulu setelah mengambil anak panah dan menempelkannya pada busur yang diarahkan ke bawah.

Pandangan Anas lalu mengarah ke target. Saat siap, busur mengenai bagian kuning. Belasan kali mencoba, busur panah yang dilepaskan selalu menancap di lingkaran berwarna kuning.

"Wah, pegal juga ya tangan ini. Tapi asyik," ujar Anas di sela-sela latihan mengisi libur Nyepi, Selasa, 28 Maret 2017. Saat berlatih, ia ditemani istri dan anaknya.

"Yang saya lihat, panahan ini membutuhkan sebuah konsentrasi. Untuk bisa mencapai target, harus fokus betul, konsentrasi, dan ketenangan pikiran. Mengajarkan kita, setiap kegiatan apa pun pasti ada target yang harus dikejar dengan fokus. Panah ini targetnya jelas, kuning, pas di tengah lingkaran," tutur Anas.

Anas mengaku serius mengembangkan olahraga itu. Apalagi, di Banyuwangi telah tumbuh komunitas-komunitas panahan yang anggotanya tidak hanya orang dewasa, tetapi juga siswa kelas 3 SD.

"Saya minta sejumlah sekolah untuk bisa mengenalkan olahraga ini ke siswanya. Pembinaan akan bagus jika dilakukan sejak dini, selain juga nilai positif dari olahraga ini," ujar Anas.  

Ijen Shelter dipilih Bupati Anas menjadi lokasi latihan karena tempat itu menawarkan ketenangan. Penginapan berupa rumah pohon yang dilengkapi dengan retoran, tempat memanah itu terletak di Desa Banjar, Kecamatan Licin.

Di rumah pohon yang berkapasitas hingga lima orang itu, wisatawan bisa menginap sambil menikmati indahnya panorama pegunungan. Suara burung, kera, dan hewan lainnya terdengar di rumah pohon itu. Sejuk semilir angin menambah nikmat bersantai.

Rumah pohon itu dibuat dari limbah kayu, sehingga muncul kesan eksotis. Kamar tidurnya dibuat bertingkat, sehingga bisa menampung lebih dari dua orang. Kamar mandinya dibuat dari batu kali, dengan dilengkapi shower.

"Suasananya sangat cocok untuk melatih konsentrasi, sangat tenang," kata Anas.

Selain di Ijen Shelter, Banyuwangi juga memiliki kawasan berlatih memanah di Karo Adventure yang terintegrasi dengan kawasan arung seram di Kecamatan Songgon.

"Berwisata sambil memanah sekarang sedang jadi tren setelah Presiden Jokowi melakukannya. Di Karo Adventure Banyuwangi, para wisatawan mancanegara ternyata juga senang mencobanya sebelum berarung jeram," kata Anas.

Anas mengapresiasi para pengelola wisata di Banyuwangi yang tanggap dengan tren pasar, seperti mengembangkan fasilitas memanah untuk melengkapi destinasinya. Ketika panahan sedang tren, pengelola destinasi langsung menyiapkannya dan mempromosikan ke media sosial.

"Ketika orang berpengaruh seperti Presiden Jokowi memanah, langsung ditangkap potensi meledaknya dengan bikin fasilitas memanah, dan terbukti langsung tambah ramai destinasinya," ucap Anas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya