Gunung Marapi Meletus, Hindari Radius 3 Kilometer dari Kawah

Warga biasa dengan kapundan atau abu vulkanik Gunung Marapi.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2017, 17:00 WIB
Marapi Meletus
Gunung Marapi Meletus (Foto: BNPB)

Liputan6.com, Bukittinggi - Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus dua kali pada Minggu (4/6/2017). Gunung yang memiliki ketinggian 2.891 mdpl itu mengeluarkan material debu vulkanik yang bertiup ke arah timur.

Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi Sumbar di Bukittinggi mencatat letusan pertama terjadi pada 10.01.36 WIB. "Letusan pertama mengeluarkan asap warna abu-abu tebal, tekanan lemah, dengan amplitudo enam milimeter dan lama gempa 35 detik," kata Petugas Pos PGA Marapi, Hartanto, dilansir Antara.

Ketinggian asap di letusan pertama diperkirakan mencapai 300 meter. Selanjutnya, letusan kedua terjadi pada pukul 10.22.41 WIB yang mengeluarkan asap warna abu-abu tebal dengan ketinggian mencapai 700 meter.

"Letusan yang kedua tampak lebih besar karena pengaruh hembusan angin dan bertiup ke arah timur atau arah Kabupaten Tanah Datar," katanya.

Letusan ke dua tercatat gempa dengan lama 22 detik dengan amplitudo empat milimeter dan tekanan lemah. Kemudian pada pukul 10.50.32 WIB terjadi hembusan dengan asap berwarna putih ketinggian 100 meter dan tidak ada seismik.

"Letusan yang terjadi adalah wajar karena status Waspada," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulisnya.

Dia mengatakan tidak ada peningkatan status gunung api. Statusnya Waspada (level II) sejak 3 Agustus 2011 hingga saat ini. Meski demikian, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan wisatawan diimbau tidak mendaki gunung pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak.

Sejauh ini ini tidak ada pengungsian. Permukiman masyarakat berada di luar dari radius 3 kilometer sehingga tidak perlu mengungsi karena kondisinya aman.

"Erupsi ini termasuk tipe vulkanian kecil berupa lontaran bom vulkanik yang menyebar sekitar kawah, juga disertai kepulan abu hitam tebal yang menyebar sesuai arah angin. Erupsi ini merupakan ciri khas Marapi yang jarang disertai awan panas dan letusan berlangsung dalam waktu singkat," kata Sutopo.

Sementara itu, empat Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, terkena dampak dari semburan abu vulkanik akibat erupsi. Keempatnya adalah Batipuh, Pariangan, Sungai Tarab, dan Salimpaung.

Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi meminta Camat dan Wali Nagari yang wilayahnya berada di sekitar Gunung Marapi agar memonitor perkembangan dari letusan tersebut.

Camat Pariangan, Suhardi menyampaikan sebagian wilayahnya terkena semburan abu vulkanik, tetapi warga tetap beraktivitas seperti biasa karena "kapundan" (sebutan warga atas abu vulkanik) sudah hal biasa bila Gunung Marapi mengalami erupsi.

"Kita tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menggunakan penutup hidung bila beraktivitas di luar rumah," katanya.

Hal senada juga disampaikan Wali Jorong Babusalam, Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Sungai Tarab, Bonar Winata, yang wilayahnya juga terdampak abu vulkanik. Warga diharapkan tidak panik dan tetap beraktivitas seperti biasa.

Salah seorang warga Nagari Koto Tuo, Kecamatan Salimpaung, Azwarman mengatakan bahwa rumahnya dan rumah warga sekitar juga terkena abu vulkanik Gunung Marapi. Namun, abu tidak begitu tebal sehingga belum memengaruhi aktivitas sehari-hari.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya