Kembali Erupsi, Abu Vulkanik Gunung Sinabung Capai 3.500 Meter

Warga yang bermukim di sekitar Sungai Laborus wajib waspada menyusul erupsi Gunung Sinabung.

oleh Reza Efendi diperbarui 20 Jul 2017, 13:02 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2017, 13:02 WIB
Kembali Erupsi, Abu Vulkanik Gunung Sinabung Capai 3.500 Meter
Warga yang bermukim di sekitar Sungai Laborus wajib waspada menyusul erupsi Gunung Sinabung. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Karo – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi. Pada Kamis (20/7/2017) sekitar pukul 07.20 WIB, terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu vulkanik 3.500 meter disertai guguran lava sejauh 1.000 meter ke arah Selatan.

"Erupsi turut disertai gempa guguran selama 386 detik, dengan arah angin bertiup sedang ke arah barat-barat daya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Sebelumnya pada Rabu, 19 Juli 2017, sejak pukul 00.00-06.00 WIB, cuaca terpantau cerah-berawan, angin bertiup lemah-sedang ke arah timur-tenggara, Gunung Sinabung tampak jelas tertutup kabut.

Teramati asap kawah putih tipis dengan tinggi 50-200 meter di atas puncak. Teramati pula letusan dengan tinggi abu vulkanik 1.500 meter dengan warna kelabu, serta teramati guguran kubah lava dengan jarak luncur 1.000-2.000 meter ke arah selatan.

"Kegempaan yang terjadi berupa satu kali gempa letusan, 20 kali gempa guguran, 2 kali gempa hembusan asap, dan enam kali gempa low frekuensi. Saat ini, aktivitas vulkanik masih tinggi, status Gunung Sinabung Level IV (Awas)," kata Sutopo.

Terkait kondisi tersebut, masyarakat dan pengunjung diimbau tidak beraktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Sinabung, dalam jarak 7 kilometer untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak 6 kilometer untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak 4 kilometer untuk sektor utara-timur.

"Masyarakat yang beraktivitas dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar hujan," imbaunya.

Mengingat telah terbentuknya bendungan alam di hulu Sungai Laborus, Sutopo menyebut penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai agar waspada karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol akibat tidak kuat menahan volume air, sehingga berpotensi mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.

"BPBD Kabupaten Tanah Karo segera melakukan sosialisasi ancaman bahaya lahar hujan/banjir bandang ini kepada penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir, dan sekitar Sungai Laborus," Sutopo menuturkan.

Saksikan video menarik di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya