Perjuangan Gadis Cilacap Kumpulkan Uang Receh demi Biaya Sekolah

Selama dua tahun terakhir, gadis Cilacap itu selalu menabung untuk mencicil biaya sekolah.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 22 Jul 2017, 09:01 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2017, 09:01 WIB
Uang receh untuk biaya sekolah
Seorang remaja putri di Cilacap, Jawa Tengah, mengumpulkan uang receh untuk membayar biaya sekolah. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Kedua mata Andar Wahyuni (17) berbinar-binar. Onggokan uang receh bercampur sedikit uang kertas berhamburan di depannya. Tepat pada Kamis, 20 Juli 2017, adalah tahun kedua remaja asal Cilacap, Jawa Tengah itu menabung sedikit-demi sedikit dan waktunya membayar uang sekolah.

Dua temannya membantu dia menghitung satu per satu recehan yang dia tabung di sebuah celengan berbentuk ayam. Terkumpullah uang senilai Rp 1.380.000. Uang itu lantas diserahkan kepada pegawai administrasi di sekolahnya, Madrasah Aliyah (MA) El Bayan, Majenang, Kabupaten Cilacap.

Perjuangan Andar, siswa kelas XII IPS 1 MA El Bayan agar bisa tetap sekolah patut diacungi jempol dan diberi apresiasi luar biasa. Dengan tekun dan sabar, selama dua tahun terakhir, dia selalu menabung untuk mencicil biaya sekolah.

"Semuanya ada Rp 1.380.000," ucap Andar, Kamis, 20 Juli 2017.

Binar matanya tak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Andar mengatakan, uang recehan ini mulai dikumpulkan kala akhir semester pertama kelas X. Uang berapa pun, dia masukkan ke celengan berbentuk ayam itu.

Dia menuturkan, keinginannya untuk menabung itu dipicu lantaran kedua orangtuanya tak mendukung ketika akan melanjutkan ke jenjang SLTA. Alasannya klasik, tidak ada biaya. Maklum saja, ayah dan ibunya hanyalah buruh tani.

"Dulu orangtua melarang saya sekolah karena tidak ada biaya. Dari situ saya bertekad ingin tetap sekolah tanpa membebani mereka dan mulai menabung. Setidaknya meringankan beban biayanya," tutur gadis berkerudung ini.

Namun, Andar tidak mendapat Bantuan Siswa Miskin (BSM). Sebab, syarat mendapat BSM adalah kepemilikan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Dan Andar bukanlah pemegang kartu KIP. Nasibnya tercecer oleh sistem pendataan siswa miskin, yang diakui atau tidak, masih amburadul.

Tak hanya Andar yang bahagia, dua temannya turut membantu menghitung uang receh untuk membayar biaya sekolah. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Lantaran celengan ayam penuh, mulai kelas XI Andar mengalihkan tabungan dalam bentuk uang kertas dan disimpan dalam dompet khusus. Jika uang di dompet sudah banyak, langsung diserahkan ke petugas administrasi untuk mencicil uang sekolah, seperti membayar baju seragam dan buku pelajaran.

Andar mengungkapkan, melihat kegigihannya meneruskan sekolah, hati kedua orangtuanya kemudian luluh dan mengizinkan meneruskan sekolah. "Apalagi sekolah juga memberikan keringanan biaya," ia menambahkan.

Adapun Kepala Tata Usaha MA El Bayan, Cilacap, Nasihudin, menjelaskan bahwa pihak sekolah sudah memberikan beasiswa kepada Andar, meski tidak penuh. Beasiswa penuh hanya diberikan bagi anak yatim atau yatim piatu.

"Dari awal kita beri keringanan. Andar dibebaskan dari SPP. Kalau uang seragam, buku dan lainnya bisa dibayar dengan cara mencicil sesuai kemampuannya," Nasihudin menjelaskan.

Saksikan video menarik di bawah ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya