Akhir Tragis Pelajar SMP yang Keasyikan Mandi di Sungai

Salah satu teman pelajar SMP itu sempat pingsan setelah berusaha menyelamatkan rekannya yang tiba-tiba lemas di tengah sungai.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 03 Agu 2017, 09:33 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2017, 09:33 WIB
Akhir Tragis Pelajar SMP yang Keasyikan Mandi di Sungai
Salah satu teman pelajar SMP itu sempat pingsan setelah berusaha menyelamatkan rekannya yang tiba-tiba lemas di tengah sungai. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Mojokerto – Seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) tewas tenggelam saat asyik mandi di Sungai Desa Kedungmuneng, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Korban yang diketahui bernama Doni Saputra (14) itu awalnya mandi bersama dua temannya usai pulang sekolah di sungai berkedalaman empat meter pada Selasa sore, 1 Agustus 2017.

Jenazah korban baru ditemukan 23 jam setelah tenggelam pada Rabu, 2 Agustus 2017 pukul 14.40 WIB usai tim relawan Mojokerto mendatangkan bantuan dari tim Basarnas Surabaya untuk menyelami lubang dalam sungai tersebut. Jasad korban yang sudah pucat tersebut langsung dibawa ke RSUD Dr. Soekandar, Mojosari, Mojokerto.

"Alhamdulillah akhirnya ketemu. Sebelum diangkat tadi, ada anggota Basarnas yang menemukan jasad itu dulu. Tapi saat ditinggal memasang sarung tangan latex, jasad korban kembali tenggelam," kata Koordinator Lapangan Basarnas Surabaya, Ainul Mahdun, kepada Liputan6.com saat ditemui di lokasi.

Salah satu teman korban, yakni Ruslan Hasbullah alias Ujang (24), warga asal Jawa Barat, sempat berusaha menolong remaja itu saat terkulai lemas di tengah sungai. Namun, pertolongan itu tak membuahkan hasil. Ditambah, Ujang tak segera mencari bala bantuan.

Pasalnya, Ujang juga hampir ikut tenggelam karena kehabisan napas setelah berjuang menyelamatkan remaja asal Dusun Kahuripan, Desa Jumeneng, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto yang diduga tidak bisa berenang itu.  

Ujang pun sempat pingsan, sehingga harus diberi napas buatan oleh teman lainnya, Tusendi Sujud Wahyudi (17), teman sekampung Doni. "Karena alasan jiwa korsa pertemanan, mereka tidak langsung lapor ke kami. Namun, hal itu malah membahayakan," tutur Kapolsek Bangsal, AKP Suparmin.

Sampai saat ini, dari keterangan kedua teman korban, tidak ada tanda yang mencurigakan. Polisi menduga kejadian tenggelamnya Doni murni kecelakaan.

"Nanti kita autopsi, tapi sejauh data yang kami miliki kejadian ini murni kecelakaan," ujar Suparmin.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya