Lagi, Mahasiswa di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Belum berselang lama, kejadian gantung diri terjadi kembali di Kupang. Korbannya pun sama, yakni seorang mahasiswa.

oleh Ola Keda diperbarui 27 Sep 2017, 16:03 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2017, 16:03 WIB
Bunuh Diri
Ilustrasi Foto Bunuh Diri (iStockphoto)

Liputan6.com, Kupang - Mahasiswa Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang, Sandro Alfyan Banu (21) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di kamar mandi rumahnya di RT 7/RW 2 Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 26 September 2017.

Korban ditemukan adik kandungnya, Marsel Zakarias Banu (19) sekitar pukul 5.30 Wita. Marsel menuturkan, korban dalam beberapa hari terakhir kelihatan murung.

"Kelihatannya ada masalah tetapi tidak tahu masalah apa, karena dia selalu diam," tutur Marsel kepada Liputan6.com, Selasa, 26 September 2017.

Sebelum Sandro ditemukan tewas gantung diri, malamnya, Sandro bersama adiknya, Marsel sempat makan malam bersama bahkan tidur seranjang. Tak disangka, malam itu merupakan tidur terakhir Marsel bersama kakaknya.

Sekitar pukul 5.30 Wita, Marsel terkejut mendengar suara ribut di kamar mandi, dia pun bergegas bangun dari tempat tidur. Saat itu, dia melihat kakaknya sudah tidak berada disampingnya. Dia pun menuju asal suara, betapa terkejutnya Marsel melihat kakaknya sudah tergantung di dalam kamar mandi menggunakan seutas tali.

"Awalnya saya kira korban ke sumur ambil air, ternyata korban gantung diri. Saya panggil om saya, datang untuk potong talinya, namun korban sudah tewas," kata Marsel.

Marsel menyebutkan sebelumnya korban sempat kuliah di Universitas PGRI NTT, tetapi kisruh di tubuh kampus itu membuat Sandro memilih kuliah ulang di FKIP Biologi Unwira Kupang.

Korban, menurut Marsel, tidak memiliki pacar. Namun, dalam beberapa hari terakhir, anak pertama dari tiga bersaudara ini selalu murung dan diam.

Mahasiswa Unwira Kupang mengakhiri hidupnya di Kamar Mandi. (Liputan6.com/Ola Keda)

Ketua RT 07 Kelurahan Fatukoa, Marli Koanak menuturkan selama tiga hari ini korban selalu berdiam diri tetapi tetap menyapa ketika berpapasan dengan orang lain. Di mata tetangga, korban dikenal pemuda yang ramah dan baik.

"Anak ini pendiam sekali, dia selalu murung tetapi sangat ramah dan bersikap sopan terhadap orang lain," kata Marli.

Babinkantibmas kelurahan Fatukoa, Danial N.B mengatakan keluarga korban menolak jenazah korban diautopsi.

"Keluarga sudah buat laporan polisi untuk menolak melakukan autopsi, jadi selanjutnya dikembalikan ke keluarga untuk mengurus jenazah korban," imbuh Danial.

Kejadian serupa juga terjadi beberapa hari lalu di Kupang. Seorang mahasiswi Universitas Muhammadyah Kupang (UMK), Fidelia Fatima (21) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dengan seutas tali di dalam kamar kios milik Petrus Dima yang terletak di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Jumat, 22 September 2017, sekitar pukul 07.00 wita.

Kejadian tersebut diketahui ketika ibu korban, Wilhelmina Ximenes bersama adik laki-lakinya, Mateos da Costa mendatangi kios untuk mengambil barang. Saat itu, Wilhelmina memanggil korban yang menginap di dalam kios, namun tidak ada jawaban dari korban, sehingga membuat Wilhelmina pun menjadi penasaran.

"Pintu saya dobrak dan ternyata dia sudah tewas gantung diri," ujar ibu korban.

Ketua RT setempat bersama warga memadati lokasi kejadian. Aparat kepolisian Sektor Oebobo mendatangi lokasi kejadian dan mengevakuasi jenazah korban ke RSB Titus Uly Kupang.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya