Liputan6.com, Purwokerto - Tawon baluh dikenal sebagai tawon dengan sengatan mematikan. Jika merasa terganggu, secara sporadis mereka akan menyerang dengan kawanannya.
Meski biasa bersarang di area hutan, tak jarang pula mereka bersarang di dekat permukiman penduduk. Tak terhitung laporan korban cidera, pingsan, hingga meninggal dunia akibat serangan kawanan tawon mematikan ini.
Lantas apa jadinya jika tawon baluh bersarang di pohon akasia perempatan Jalan Prof Dr Suharso, Purwokerto Timur yang ramai? Maka, kejadian demi kejadian horor lah yang terjadi. Pasalnya, kawanan tawon kerap menyerang pengguna jalan yang melintas.
Advertisement
Baca Juga
Kawanan tawon baluh nan mematikan itu telah beranak pinak dan menghuni sebuah sarang jumbo berukuran sekitar 70x60 cm. Sarang itu menggantung tepat di atas tiang rambu lalu lintas jalan yang ramai dilalui orang.
Maka, dalam tempo singkat, perempatan ini menjadi momok bagi pengguna jalan yang melintas dan orang-orang yang beraktivitas di sekitarnya. Tawon baluh kerap menyerang siapa saja.
Helm-helm aneka warna yang melintas atau berhenti di perempatan memancing kemarahan bangsa Hymenoptera ini. Barangkali, mereka mengira, helm yang berkilatan itu sebangsa makhluk yang akan menyerang sarang tawonnya.
Tak hanya itu, tukang parkir yang biasa beroperasi di sekitar perempatan pun tak luput dari serangan tawon baluh ini. Akibat serangan kawanan tawon baluh ini, si juru parkir menderita luka cukup serius.
"Tukang parkir yang disengat tawon itu sampai berobat ke dokter,” ucap Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Kusworo, Jumat, 15 Desember 2017.
Operasi Pemberangusan Sarang Tawon di Tengah Malam
Celakanya, tak ada seorang pun yang memiliki keahlian menaklukkan tawon. Pun, tak ada kenalan pawang tawon. Semakin dicekam ketakutan, akhirnya warga setempat melaporkannya kepada BPBD. Mereka pasrah bongkokan, demi terjaminnya keamanan orang-orang yang melintas.
Memperoleh laporan itu, BPBD Banyumas akhirnya turun tangan untuk menjawab keresahan masyarakat yang was-was dengan keberadaan kawanan lebah di tempat itu. Singkat kata, waktu operasi penaklukkan sarang tawon pun ditentukan.
Kamis malam atau malam Jumat (14/12/2017) delapan anggota BPBD mendatangi pohon yang menjadi rumah bagi lebah itu. Mereka pun dibantu oleh anggota TNI dan Polri.
Soal waktu, Kusworo berujar tak ada alasan khusus memilih malam Jumat keramat sebagai malam operasi penaklukkan sarang tawon horor ini. Yang jelas, sarang tawon itu secepatnya harus diamankan.
Petugas berpakaian rapat dan dilengkapi helm untuk melindungi diri dari sengatan tawon jika terjadi perlawanan. Awalnya, petugas berencana mengevakuasi sarang tawon baluh. Namun, lantaran letaknya yang menyulitkan, petugas lapangan memutuskan untuk membakar sarang ini.
Advertisement
Layanan Tambahan BPBD Banyumas: Berantas Sarang Tawon Berbahaya
Maka mereka pun memilih waktu menjelang tengah malam untuk memberangus sarang ini. Beberapa pengguna jalan yang hendak melintas pun distop beberapa puluh meter dari perempatan untuk mengantisipasi serangan balik tawon baluh yang terusik.
Saat tawon nyenyak di dalam sarang, mereka cepat menyulutkan obor yang berkobar ke rumah tawon itu agar terbakar. Alhasil, tak sampai 10 menit, sarang itu pun terbakar hingga menghanguskan kawanan lebah yang terjebak di dalamnya.
“Kami cari alternatif yang termudah dan aman untuk menyingkirkan lebah yang dianggap membahayakan,” ujar Kusworo.
Sejak 2015, evakuasi lebah jadi pekerjaan tambahan bagi BPBD Banyumas. Tentu saja, pekerjaan itu tidak tercantum dalam Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) badan yang khusus menangani masalah kebencanaan itu.
Namun, menurut dia, ada kewajiban moral bagi setiap petugas untuk membantu menjawab keresahan masyarakat. Di Tahun 2017 ini saja, BPBD telah lebih dari 10 kali mengevakuasi sarang lebah yang diresahkan masyarakat.