Liputan6.com, Denpasar - Pengelola Kebun Binatang Bali Zoo berhasil mengembangbiakkan satwa dilindungi, yakni beruang madu yang lahir dari induk koleksi lembaga konservasi tersebut. Saat ini bayi beruang madu itu masih dalam pengawasan dokter hewan, sehingga belum bisa dilihat pengunjung.
Kepala Hubungan Masyarakat Bali Zoo, Emma Kristiana Chandra mengatakan satwa dengan nama Latin Helarctos malayanus itu lahir pada 9 Desember 2017. Kini masih berada satu kandang dengan dua pasang induknya, yakni Bobi dan Bobo.
Tim dokter dan perawat khusus di kebun binatang seluas 10 hektare itu kini memantau perkembangan kelahiran bayi beruang madu pertama di Bali Zoo.
Advertisement
Baca Juga
Setelah berusia tiga bulan dan didukung kondisi kesehatan yang baik, maka fauna khas Sumatera itu akan ditempatkan dalam kandang sekaligus dapat dilihat pengunjung.
"Kami termasuk salah satu lembaga konservasi di Bali yang berhasil untuk membiakkan karena sangat susah dan itu spesies langka," kata Emma di Desa Singapadu, Gianyar, Sabtu 20 Januari 2018, dilansir Antara.
Dengan kelahiran si bayi, kebun binatang itu kini punya tiga ekor beruang madu.
Saksikan video pilihan berikut:
Â
Â
Ritual Tumpek Kandang
Emma menambahkan pihaknya juga memberikan perhatian ekstra terhadap seluruh koleksi mengingat kondisi cuaca saat ini yang hampir setiap hari hujan ringan hingga lebat.
Untuk itu, pengawasan dari kedokteran hewan setempat dan perawat diperketat untuk memastikan kebersihan kandang, pemenuhan nutrisi dan vitamin hingga pemeriksaan berkala termasuk hewan dilindungi yang baru saja dilahirkan itu.
Selain itu, secara spiritual pihak kebun bintatang juga rutin setiap enam bulan sekali menggelar ritual Hindu "Tumpek Kandang" yang tepat jatuh pada Sabtu lalu. Ritual itu dimaknai sebagai bentuk kasih sayang dan penghormatan kepada satwa dengan harapan hewan terbebas dari penyakit.
Secara simbolis, beberapa satwa dikeluarkan dari penangkaran untuk diupacarai di antaranya gajah orangutan, siamang, dan iguana yang dipimpin pemuka agama Hindu.
Sebelum menjalankan ritual, pemuka agama setempat menghaturkan sesajen sebagai simbol penghormatan kepada dewa penguasa satwa yakni Sang Hyang Rare Angon sebagai perwujudan Dewa Siwa disertai lantunan doa-doa suci.
Â
Advertisement