Isi Surat Bunuh Diri Gadis Sukabumi Bikin Tangis Keluarga Pecah

Polisi membacakan isi surat bunuh diri gadis Sukabumi. Tangis keluarga pecah.

oleh Mulvi Mohammad diperbarui 11 Apr 2018, 14:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 14:30 WIB
Bunuh diri
Polisi bacakan isi surat bunuh diri gadis Sukabumi. Foto: (Mulvi Mohammad/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sukabumi - RA (18), seorang perempuan Sukabumi, Jawa Barat, nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Diduga, ia putus asa karena penyakit paru-paru yang diidapnya tak kunjung sembuh.

Jasad RA pertama kali ditemukan oleh sang ibu, Ela (38), sekitar pukul 10.00 WIB, Selasa kemarin. Ia gantung diri menggunakan kain kerudung warna hitam yang diikatkan ke plafon kamar mandi.

"Saat kejadian, rumahnya sedang kosong. Ayahnya ke sawah, kalau ibunya sedang beli ikan," ujar Hirin, Sekretaris Desa Cibenda, (11/4/2018).

Seketika, Ela langsung berteriak setelah melihat tubuh anaknya menggantung dengan ketinggian sekitar dua meter. Tetangga dekat rumah pun berdatangan.

Jenazah RA lalu dievakuasi oleh warga dengan dibantu anggota Polsek Ciemas. Atas kesepakatan keluarga, jenazah korban gantung diri itu tidak diautopsi. Jenazah langsung dimakamkan hari itu juga, sekitar pukul 14.00 WIB.

"Keluarga menolak untuk dilakukan visum. Langsung dimakamkan di TPU kampung sekitar," kata Bripka Edi Makpud, Anggota Polsek Ciemas.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Polisi Bacakan Isi Surat Bunuh Diri

Bunuh diri
Isi surat bunuh diri gadis Sukabumi. Foto: (Mulvi Mohammad/Liputan6.com)

Untuk diketahui, RA bunuh diri dengan meninggalkan secarik surat yang ia letakkan tak jauh dari jasadnya ditemukan. Surat itu berjudul "Untuk Mamah dan Bapak". Lewat surat tersebut, ia menyampaikan permohonan maaf kepada kedua orangtua.

Surat yang ditulis tangan itu sempat dibacakan anggota polisi di hadapan keluarga. Isak tangis keluarga pun pecah.

"Anak saya sudah setahun ini mengidap penyakit paru-paru, dan selama enam bulan menjalani perawatan," ujar ayah RA, Sutar (45).

Sutar menambahkan, penyakit anaknya sudah dianggap sembuh. Namun, sehari sebelum ditemukan gantung diri, penyakit RA kambuh lagi. Ia batuk hingga mengeluarkan darah.

"Saya sangat sedih saat mendengar surat itu dibacakan polisi," tutur Sutar.

Lewat surat itu, Apriani juga menyampaikan doanya untuk  orangtua, pada hari ulang tahunnya. RA bunuh diri jelang 10 hari sebelum hari ulang tahunnya yang ke-18, 20 April.

"Semoga mamah dan bapak selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang, agar bisa menyaksikan putra bungsu kalian tumbuh dewasa," tulis RA.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya