Mengenal Ritual Buang Sial Sebelum Khitan Anak-Anak Kota Batu

Belasan anak mengikuti ritual jamasan sukmo pusoko rogo di kolam air Blumbang Macari sebelum khitan.

diperbarui 14 Apr 2018, 08:04 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2018, 08:04 WIB
Belasan Siswa MI di Kota Batu Jalani Ritual Jamasan Sebelum Dikhitan
Siswa MI Darul Ulum mandi bunga mawar di Blumbang Macari, Jumat (13/4/2018). Mereka mengikuti prosesi Jamasan Sukmo Pusoko Rogo. (FOTO: Ferry/TIMES Indonesia)

Batu - Belasan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Ulum, Kota Batu, mengikuti ritual jamasan sukmo pusoko rogo di kolam air Blumbang Macari. Mereka menjalani serangkaian prosesi sebelum dikhitan.

Pantauan Times Indonesia, dengan berjalan beriringan, belasan siswa tersebut ditemani ibunya menuju Blumbang Macari yang berada di Dusun Macari, Desa Songgokerto, Kecamatan Batu.

Alunan perkusi marching band MI Darul Ulum, bersama ratusan mawar yang dibawa siswa, mengawali prosesi jamasan. Sebelum ritual mandi kembang, 15 siswa calon peserta khitan ini dipotong rambutnya.

Siswa MI Darul Ulum mandi bunga mawar di Blumbang Macari, Jumat (13/4/2018). Mereka mengikuti prosesi Jamasan Sukmo Pusoko Rogo. (FOTO: Ferry/TIMES Indonesia)

"Hasil cukur ditimbang dengan timbangan emas untuk ditukar dengan sedekah," ucap Ulul Azmi, Kepala MI Darul Ulum, Jumat (13/4/2018).

Dia menjelaskan, ritual memotong rambut bermakna membuang sial dan sifat buruk, sekaligus memohon kepada Allah SWT agar lancar dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

 

Baca juga berita menarik lainnya di Timesindonesia.co.id.

Prosesi Pemijatan

Belasan Siswa MI di Kota Batu Jalani Ritual Jamasan Sebelum Dikhitan
Siswa MI Darul Ulum mandi bunga mawar di Blumbang Macari, Jumat (13/4/2018). Mereka mengikuti prosesi Jamasan Sukmo Pusoko Rogo. (FOTO: Ferry/TIMES Indonesia)

Sekitar 1.500 bunga mawar ditaburkan ke Blumbang Macari. Siswa pun mandi di kolam sumber air yang ada sejak lama.

Sebelumnya, ibu dari siswa itu memandikan dengan menyiram air menggunakan gayung batok kepa. "Mandi bermakna membersihkan diri," terangnya.

Usai mandi, mereka dipijat urut dengan ramuan tradisional beras kencur. Ibu dari siswa menyuapinya dengan makanan. Ini simbol bahwa hari ini terakhir mereka makan sendiri.

Menurut Ulul Azmi, prosesi ini sudah lama berlangsung lama di masyarakat, mengalir dan tidak terlembaga.

Kegiatan yang digelar ini merupakan upaya menguatkan tradisi dan kearifan lokal dengan kemasan baru. Dia berharap, kegiatan ini bisa setiap tahun diadakan. Dan elemen masyarakat lain turut mendukungnya.

Pada Sabtu (14/4/2018) ini, 15 siswa dari kelas 3, 4, dan 5 ini, akan mengikuti khitan massal yang dilaksanakan di MI Darul Ulum, Kota Batu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya