Rekam Jejak Bupati Purbalingga Tasdi Sebelum Ditangkap KPK

Sebelum ditangkap KPK, Bupati Purbalingga Tasdi terkenal dengan sejumlah terobosan. Beberapa di antaranya dikritisi mahasiswa.

oleh Galoeh Widura diperbarui 06 Jun 2018, 03:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 03:00 WIB
Tasdi
Tasdi bergaya saat pembukaan Gebyar Batik Purbalingga dengan motif batik khas, motif lawa. Sabtu, 12 mei 2018. (Dok Kominfo Purbalingga/Liputan6.com)

Liputan6.com, Purbalingga - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Purbalingga, Tasdi pada operasi tangkap tangan, Senin, 4 Juni 2018. Kabar itu bisa dibilang mengejutkan, sebab Tasdi diketahui merupakan politikus senior yang merintis karir dari bawah dengan rekam jejak cukup baik.

Wartawan senior Toto Rusmanto turut menjadi saksi hidup perjalanan politik Tasdi. Dia menuturkan kiprah bupati asal Desa Karangreja itu dimulai dari 1997 dengan menjabat sebagai Ketua Partai Anak Cabang PDI Perjuangan Kecamatan Karangreja.

Dua tahun setelah menjabat Ketua PAC Karangreja, pada 1999 Tasdi pertama kali mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Purbalingga. Pria kelahiran 11 April 1968 itu memetik hasil manis terpilih sebagai wakil rakyat masa jabatan 1999 - 2004.

"Dari situ karirnya terus menanjak," ujarnya.

Di tubuh partai, dia didapuk sebagai Sekretaris DPC PDIP Purbalingga periode 2000 - 2005. Selanjutnya, ia menjadi ketua DPC PDIP Purbalingga tiga periode berturut-turut dari 2005 hingga sekarang.

Saat itu pula karir politik ayah dua anak itu terus bersinar. Dia memenangi pemilihan anggota dewan kedua kalinya dan dipilih sebagai Ketua DPRD Purbalingga periode 2004 - 2009.

"Kursi ketua masih didudukinya saat terpilih kembali menjadi wakil rakyat periode 2009-2014," kata Toto.

Pada periode pemilihan anggota dewan selanjutnya, yaitu 2014 - 2019, Tasdi juga terpilih kembali sebagai anggota DPRD. Tetapi, ia harus melepas kursinya karena ditunjuk sebagai Wakil Bupati pengganti untuk mendampingi Sukento Rido.

"Bupati saat itu, Heru Sudjatmoko memenangi kursi Wakil Gubernur Jawa Tengah. Otomatis, Sukento yang menjadi Wakil Bupati naik sebagai Bupati Purbalingga dan kursi wabup kosong," katanya.

Setahun menjabat Wakil Bupati, Tasdi maju mencalonkan diri sebagai Bupati Purbalingga didampingi Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi. Dia memenangi pemilihan serentak pada pemilu 2015 dan dilantik oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Rabu, 17 Februari 2016, di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang.

 

 

Beragam Prestasi yang Diraih Tasdi

Tasdi
Penyerahan rekor Muri ke 19 dan 20 Kabupaten Purbalingga berupa penanaman Pohon Suren terbanyak dan makan Nasi Penggel terbanyak, Jumat 22 September 2017. (Dok Dinkoinfo Purbalingga/Liputan6.com)

Selama berkarir di dunia politik, Bupati Tasdi sempat mendapatkan beragam penghargaan. Daftar tersebut dicatat pada laman resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Purbalingga.

Penghargaan antara lain dari Yayasan Andhika Jakarta sebagai Top Leader Of The Year 2005 saat dia menjabat Ketua DPRD Purbalingga.  Dari tubuh partai dia juga mendapat penghargaan sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Pelopor tahun 2010.

Belum selesai di situ, penghargaan gagah lainnya ialah dari Mandat Award 2013 sebagai Nominator Wakil Rakyat Aspiratif. Selanjutnya, sebagai Nominator Penghargaan dari Berlian Organizer sebagai 21 Tokoh Berpengaruh di Jawa Tengah Tahun 2015.

Kepala Bagian Humas dan Protokol, Sekretariat Daerah Purbalingga, Suroto menambahkan, di bawah kepemimpinan Tasdi, Pemkab Purbalingga  meraih banyak rekor muri dan dua kali predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Kabupaten Purbalingga keluar dari predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dan mendapatkan WTP mulai tahun 2017 diraih kembali tahun 2018," katanya.

Pemkab Purbalingga menggelar perayaan penghargaan WTP pertama kalinya dengan pemecahan tiga rekor MURI sekaligus pada bulan Ramadan, Sabtu, 10 Juni 2017. Masing-masing yaitu, salat Subuh berjemaah, salat Tahajud Berjemaah, dan Sahur Nasi Pithi oleh ASN Terbanyak.

Saat itu peserta tercatat mencapai 9.113 orang. Terdiri dari aparatur sipil negara, pemerintah kecamatan, dan pemerintah desa.

Selain itu, Suroto menilai Tasdi juga termasuk bupati paling aktif dalam menggerakan keswadayaan dan kegiatan masyarakat melalui kegiatan sosial. Di antaranya, kegiatan subuh berjamaah, Bupati Ngaji, dan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) yang melibatkan partisipasi masyarakat.

"Ditambah lagi beliau dapat mengatasi permasalahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir  Sampah) dengan terbangunnya TPA di Desa Bedagas," ujarnya menambahkan.

Atas penangkapan tiga pejabat Pemerintah Kabupaten Purbalingga, dia meminta masyarakat tetap tenang. Pemkab juga berkomitmen tetap menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagaimana mestinya.

 

 

Kebijakan yang Menyedot Perhatian Publik

Tasdi
Pemecahan Tiga Rekor Muri Sekaligus selama satu waktu di Gor Goentoer Dardjono, Purbalingga. Shalat Subuh, Tahajud, dan Sahur Nasi Pithi dengan ASN Terbanyak pada bulan Ramadhan 2017.

Selama menjabat 2,5 tahun ini, Tasdi juga mendulang beberapa kontroversi. Beberapa yang paling menyedot perhatian publik ialah penggantian slogan kabupaten dari Purbalingga Perwira ke Purbalingga sehati pada medio Juli 2017.

Tetapi, atas desakan masyarakat, slogan resmi kabupaten tetap pada Purbalingga Perwira. Sedangakan Purbalingga Sehati ditetapkan sebagai slogan ASN.

Kemudian, pembangunan trotoar jalan Jenderal Soedirman barat juga menjadi bulan-bulanan masyarakat di media sosial. Sebab, banyak kejadian masyarakat terpeleset akibat keramik trotoar yang licin.

Bahkan dua warga sampai mengalami patah tulang akibat kejadian tersebut. Masing-masing ialah Basiyah (57) yang mengalami patah tulang pada pergelangan tangan kiri, Sabtu, 17 Februari 2018 dan Khuzaimah (44) yang mengalami dislokasi tulang lengan kanan pada Selasa, 5 Desember 2017.

Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi saat kejadian itu langsung meminta maaf atas nama Pemkab dan memberikan bantuan kepada kedua korban. Riuhnya keluhan masyarakat membuat Tasdi sempat mengeluarkan statement bahwa keramik trotoar akan diganti.

Selanjutnya, penggunaan warna merah dan hitam pada mayoritas proyek seperti trotoar, jembatan, seragam kegiatan, dan pagar bangunan layanan publik dikritik masyarakat karena dipandang mengandung muatan politis. Dua keluhan itu sampai membuat DPRD Purbalingga membuka dengar pendapat dengan perwakilan masyarakat pada 6 Maret 2018.

Berbagai masukan dari masyarakat pada dengar pendapat tersebut diterima sepenuhnya oleh perwakikan dinas terkait. Mereka berkomitmen untuk menimbang masukan itu dalam kajian kajian pembangunan yang akan dilakukan pemerintah kabupaten.

Satu lagi, peraihan banyaknya rekor MURI juga mendapat sorotan. Pasalnya, rekor dengan kategori terbanyak terlalu menghambur-hamburkan anggaran.

Protes sempat mencuat dari Gerakan Mahasiswa Purbalingga, mereka mempertanyakan esensi dan urgensi ambisi Tasdi dalam meraih banyaknya rekor MURI. Menjawab persoalan tersebut, Pemkab beralasan pemecahan rekor MURI memunculkan efek ganda yang berimbas positif pada masyarakat.

Seperti pemecahan rekor Muri penanam pohon suren terbanyak dan makan nasi penggel terbanyak pada Minggu, 24 September 2017. Hal itu bisa menggerakkan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dan kearifan lokal karena yang dihadirkan, yakni bungkus penggel terbuat dari daun aren dengan lauk makanan tradisional.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya