Ancaman Mutasi Besar-besaran Usai Pilkada Garut

Sebanyak 18 pejabat tinggi Garut, Jawa Barat setingkat kepala dinas dan badan bakal terkena mutasi besar-besaran usai pilkada berlangsung.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 03 Jul 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2018, 05:00 WIB
Deretan pejabat pemda Garut saat apel gabungan
Deretan pejabat Pemda Garut saat apel gabungan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Habis Pilkada terbitlah rencana mutasi. Sebanyak 18 pejabat tinggi Garut, Jawa Barat setingkat kepala dinas dan badan bakal terkena mutasi besar-besaran usai hajatan demokrasi rakyat itu berlangsung.

Benarkah ini hukuman setimpal bagi pejabat pembelot yang mendukung calon lain, saat pemilihan 27 Juni lalu?

"Masa ada camat yang ngabalieur (buang muka) saat saya datang, katanya ada tugas lain, memangnya ada apa?," ujar Bupati Garut Rudy Gunawan, terang-terangan saat apel pertama usai pencoblosan, di halaman Setda Garut, Senin pagi, 2 Juli 2018.

Kemarahan orang nomor satu di kota Intan Garut itu cukup beralasan. Sebagai manusia biasa, tentu ia marah besar saat mengetahui anak buahnya yang ia minta untuk netral saat pilkada, justru bersekutu mendukung calon lain.

"Tapi biarkan (penderitaan itu) sudah berlalu, saya dan dokter Helmi (Wakil Bupati) yang merasakannya," ujar dia di depan ratusan ASN peserta apel.

Menurutnya, iklim kerja di pemerintahan Garut tetap kondusif, namun butuh penyegaran, usai pilkada berlangsung. "Tapi tentu (mutasi), saya akan memberikan penilaian sesuai kinerja," kata dia.

Dengan upaya itu, ia berharap seluruh fungsi ASN kembali ke fungsi semula memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat. "Nanti tanggal 16 Juli diketahui siapa saja yang akan dimutasi, tapi bisa saja mundur tanggal 23 Juli, tapi tidak akan lebih," ancam dia.

Rudy mencatat sedikitnya ada 18 pejabat setingkat kepala dinas dan badan yang sudah direkomendasikan ke Kementerian Dalam Negeri. Sedangkan bagian lain yang kosong mencapai ratusan posisi.

"Saya harap setelah pilkada ini, saudara kembali melakukan fungsi pelayan masyarakat," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pertarungan Bupati Vs Sekda di Pilkada

Bupati Garut Rudy Gunawan saat sidak KTP elektroik beberapa waktu lalu
Bupati Garut Rudy Gunawan saat sidak KTP elektroik beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Jayadi supriadin)

Aroma persaingan orang nomor satu Bupati Garut Rudy Gunawan dan pembantu utamanya Sekda Garut Iman Alirahman, mulai mengerucut usai pengunduran dirinya dari jabatan Sekda akhir tahun lalu. Belakangan diketahui, niatnya pengunduran itu untuk pencalonan dirinya dalam pilkada Garut.

Bupati dan Wakilnya yang kembali maju sebagai pasangan calon (paslon) dalam satu paket yang sama untuk Pilkada 2018, akhirnya mendapatkan lawan sepadan. Kalangan birokrat pun terpecah, sebagian pejabat masih mendukung penuh keputusan paslon inkumben, sambil terus menjalankan roda pemerintahan, namun tidak sedikit yang  mendukung mantan Sekda Iman Alirahman.

Tak ayal dalam perjalanan pilkada Garut selanjutnya, nyaris hanya dua pasangan birokrat ini yang lebih terdengar nyaringnya dalam meraih simpati masyarakat. Sementara, dua calon lainnya yakni mantan Bupati Agus Hamdani dan Pradana Adhitya Wicaksana serta paslon independen Suryana dan Wiwin Suwindaryati relatif lebih tenang.

Hasilnya perhitungan KPUD Garut, paslon petahana Rudy Gunawan-Helmi Budiman menjadi pemenangngnya, mengantongi 35,70 persen. Unggul tipis 1,73 persen, dari pesaing terdekatnya paslon nomor 2 Iman Alirahman dan Dedi Hasan yang hanya meraih 32,97 persen.

Sedangkan pasangan lainnya, paslon perseorangan Suryana - Wiwin Suwindaryati nomer urut 3 meraih 11,07 persen, dan nomer urut 4 mantan Bupati Agus Hamdani dan Pradana Adithya Wicaksana meraih 20,25 persen.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya