Liputan6.com, Garut - Sinar matanya menyiratkan kebahagiaan luar biasa, rona wajahnya yang nampak dewasa dari usianya, seolah berubah seketika menjadi ceria, saat dipanggil panitia untuk mendapatkan kunci kamar iistana barunya yang akan segera ditempati.
Memang hari ini, seolah lembaran hidup baru bagi 140 warga korban Banjir Bandang, Garut, Jawa Barat. Mereka secara resmi memperoleh rumah susun (rusun) sebagai kompensasi korban banjir yang diberikan pemerintah.
"Serasa mimpi setelah hampir dua tahun diganggayong (tanpa kepastian) menunggu," ujar Indra Permana, 30 tahun, salah satu warga penerima bantuan korban banjir bandang, di Rusun Margawati, Garut, Rabu, 8 Agustus 2018.
Advertisement
Dengan nada terbata-bata menahan haru, nampak kelopak matanya basah seakan menahan tangis kegembiraan yang baru saja ia dapatkan. "Pokona bungah pisan, abdi sareng keluarga hoyong enggal ngalih (sangat gembira, saya dan keluarga berharap segera menempati)," ujar dia.
Baca Juga
Tumpahan kegembiraan yang Tedi sampaikan bukan tanpa sebab. Selepas kejadian amukan sungai Cimanuk, 20 September 2016 lalu, hidupnya seakan tak menentu.
"Perabotan rumah, termasuk roda buat dagang hanyut, saya bingung mau bagaimana," ujar korban banjir dari Sukakarya, Blok Lapangan Paris, Tarogong Kidul ini.
Hidup di pengungsian ia jalani dengan penuh perjuangan. Dimulai hidup di tenda pengungsian, ia akhirnya menempati rusun Gandasari, untuk sementara waktu. "Saya hampir dua tahun di sana sebelum ke sini," ujar dia.
Kehidupan sebagai pengungsi kini hampir berakhir setelah ia dan keluarganya mendapatkan bantuan Rusun Margawati yang baru saja diserahkan melalui Pemda Garut itu. "Hari ini mungkin tak akan dilupakan," ujarnya.
Â
Â
Boyong Mertua
Nada bungah pun diungkapkan Tedi Riadi (30). Penerima bantuan asal Jalan Perintis Pakuwon itu mengaku hampir frustasi karena hilangnya kabar mengenai bantuan rusun itu.
"Kaget juga, apa benar (mendapat bantuan), tapi setelah diberi penjelasan ternyata benar," kata dia senang.
Kuli bangunan itu bersyukur, harapannya memiliki tempat tinggal dengan perabotan komplit terwujud sempurna. "Saya bersama istri, anak dan mertua akan diboyong ke sini," kata dia.
Dalam pantauan Liputan6.com di lokasi pembagian kunci, rusun buatan Wika Gedung itu terlihat megah. Fasilitas bangunan lima lantai bercat merah itu relatif lengkap.
Dua ruang kamar tidur, satu ruangan utama, dan dapur, ditata rapi dengan perlengkapan rumah. "Ada kasur tidur, meja makan, sayang tidak ada TV," ujarnya menambahkan.
Sesuai penjelasan, rencananya rusun itu akan digratiskan hingga empat tahun pertama. Setelah itu, seluruh penghuni yang berjumlah 140 kamar itu, diwajibkan membayar sewa gedung.
"Nggak tahu besarnya berapa, nanti akan diumumkan kemudian," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement