Limbah Kotoran Sapi Cemari Sumber Air 4 Desa di Garut

Tak hanya berbau, air yang tercemar limbah kotoran sapi dari peternakan setempat juga mematikan sumber pencaharian warga Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 21 Sep 2018, 03:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2018, 03:00 WIB
Namak ikan mati akibat tercemar limbah kotoransapi PT Rafles, Garut, Jawa Barat
Namak ikan mati akibat tercemar limbah kotoran sapi PT Rafles, Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Ribuan warga di empat desa Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, protes setelah sumber air yang biasa mereka gunakan, tercemar limbah kotoran peternakan sapi milik PT. Rafles.

Warna air di belasan kolam ikan milik warga berubah menjadi pekat kecoklatan, termasuk keluhan gatal-gatal sebagian warga pasca-menggunakan air kolam yang sudah tercemar limbah perusahaan sapi perah itu.

Arif (54), salah satu warga Kampung Cihampelas, Desa Mekarjaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut mengatakan, sejak beroperasinya perusahaan peternakan sapi perah tersebut, kondisi kualitas air terus menurun.

"Ikan saya satu kolam mati semua akibat limbah itu," ujar dia yang memiliki usaha pemancingan ikan.

Ia mengklaim menderita kerugian hingga Rp 5 juta akibat ikan mas dan nila berukuran besar yang baru saja ditebar, menjadi bangkai. Ia menduga hal itu akibat limbah peternakan sapi.

"Kalikan saja Rp 25 ribu satu kilo gram kali 200 kilogram," ujar dia.

Hal yang sama dialami, Yepi, warga Kampung Cimuncang, Desa Rancabango. Akibat limbah itu, saat ini lima kolam ikan miliknya tidak bisa digunakan untuk ternak ikan, karena sudah tercemar limbah kotoran sapi itu.

"Kerugian saya lebih banyak lagi ada tujuh kuintal yang mati," ujar dia meradang.

Ia tidak menuduh tanpa alasan. Menurutnya, kejadian itu baru pertama kali terjadi. Bahkan saat pagi, kondisi air di kolam miliknya masih jernih. Namun menjelang siang hari, tepatnya saat limbah kotoran mulai masuk, lima kolam miliknya yang berada di jalur pengairan itu pun, tak bisa menghindar menjadi korbannya.

Akhirnya, kolam air langsung berubah menjadi coklat kepekatan yang menyebabkan ikan menjadi mati. "Sumber air di sini pun berubah menjadi bau, kotor dan berbusa, bahkan udara di sekampung ini jadi pengap bau kotoran sapi," papar dia.

Bukan hanya menyerang lahan kolam perikanan, beberapa warga yang menggunakan air di sekitar kolam, mulai mengalami masalah kulit seperti gatal setelah menggunakan air tumpahan limbah kotoran sapi itu.

 

Konpensasi dari Perusahaan

Luberan limbak kotoran peternakan sapi PT Rafles mengotori saluran air warga
Luberan limbah kotoran peternakan sapi PT Rafles mengotori saluran air warga. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Juru bicara PT Rafles, Toni mengakui limbah kotoran sapi yang masuk ke kolam dan saluran air di pemukiman warga di sekitar peternakan, akibat kebocoran dari penampungan limbah kotoran. "Atas nama perusahaan, saya minta maaf atas musibah ini," ujar dia.

Sejak mencuatnya informasi luberan limbah kotoran peternakan sapi telah mengotori pemukiman dan saluran air milik warga, ia mengaku langsung memperbaiki kebocoran tersebut. Ia berharap dalam waktu dekat, masalah tersebut sudah bisa diatasi. 

Sebagai konpensasi, lembaganya siap mengganti semua kerugian yang dialami warga, serta berjanji akan memperbaiki instalasi, sehingga kejadian serupa tidak terulang. "Semoga kejadian seperti ini saya pastikan tak akan terjadi di kemudian hari," kata dia berharap.

Berdasarkan laporan warga, akibat kerusakan itu, limbah kotoran sapi PT. Rafles yang dibangun di atas bukit, kaki Gunung Putri, wilayah Desa Mekarjaya, Tarogong Kaler itu, telah mencemari empat desa di Kecamatan Tarogong Kaler, yakni Desa Mekarjaya, Rancabango, Cimanganten, dan Langensari.

Empat desa yang berada di kaki Gunung Putri itu selama ini menggantungkan hidupnya dari pertanian dan usaha penggemukan ikan di kolam. Warga berharap kondisi itu kembali pulih, sehingga mata pencahariannya kembali normal.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya