Awas, Sindikat Perdagangan Anak Incar Anak-Anak Korban Gempa Palu

Sindikat perdagangan anak di Kota Makassar mulai mengincar anak-anak korban gempa Palu dan Donggala.

oleh Kabarmakassar.com diperbarui 04 Okt 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2018, 12:00 WIB
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (iStockphoto)
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (iStockphoto)

Makassar - Sindikat perdagangan anak di Kota Makassar mulai mengincar anak-anak korban gempa Palu dan Donggala. Modus yang digunakan adalah mengaku-ngaku sebagai keluarga korban di pengungsian. Seperti temuan kasus yang belum lama terjadi di pengungsian korban gempa Palu di Makassar.

Awalnya seorang bocah berusia enam tahun tiba di Kota Makassar setelah menumpang pesawat Hercules dari Palu. Sang anak dikabarkan terpisah dari orang tuanya di Palu, dan entah kenapa ia ikut rombongan pengungsi pada tanggal 29 September ke Makassar, sehari pascatsunami.

Di Makassar, sang anak yang ditampung di kamp pengungsi sementara mengalami trauma dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit. Saat dirawat inilah, datang seseorang yang mengaku keluarga sang anak.

"Dia hampir saja dibawa oleh seseorang yang mengaku keluarganya," kata seseorang relawan.

Si anak yang masih tampak trauma juga tidak memberikan penolakan dan ia mengiyakan pengakuan pelaku. Beruntung sebelum korban dibawa pelaku, datanglah keluarganya dan memberikan bukti-bukti autentik soal sang anak. Akhirnya si bocah kembali ke keluarganya hari ini.

"Kejadiannya tadi siang, di salah satu lokasi pengungsi di Makassar," kata Rahma, salah seorang relawan yang mengetahui kejadian ini, seperti dikutip KabarMakassar.com.

Menurut dia, saat ini ada beberapa anak-anak korban gempa yang tiba di Makassar. Ia berharap para pengawas atau relawan melakukan pengawasan kepada setiap anak.

"Anak-anak kan masih trauma, jadi gampang diperdaya. Jangan sampai ini dimanfaatkan sindikat perdagangan anak," ungkap Rahma menambahkan.

Baca juga berita menarik Kabarmakassarcom lainnya di sini.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya