Rezeki Nomplok buat Ibu Naomi yang Bertahan Usai Gempa Palu

Pantauan Liputan6.com, kondisi warga yang memilih bertahan di sejumlah wilayah Kota Palu sudah mulai stabil. Aktivitasnya perlahan sudah membaik hingga Senin, 8 Oktober 2018.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 09 Okt 2018, 12:03 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 12:03 WIB
Mencari yang tersisa dari gempa Palu
Warga memeriksa puing-puing di mana rumah mereka berdiri sebelum gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Kamis (4/10). Wilayah Kelurahan Petobo di Palu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena 'ditelan bumi'. (AFP/ ADEK BERRY)

Liputan6.com, Palu - Usai gempa, tsunami dan likuifaksi yang melanda Palu, Donggala, Sigi dan sekitarnya di Sulawesi Tengah, Jumat, 28 September 2018, aktivitas warga berangsur normal. Pantauan di lokasi, kondisi warga yang memilih bertahan di Palu perlahan membaik.

Hingga Senin, 8 Oktober 2018, sebagian warga mulai sibuk. Apalagi jaringan listrik dan internet mulai pulih. Meski tak sedikit pula yang memilih tidur di dalam tenda-tenda di halaman rumah mereka.

Bayu, warga Jalan Garuda, mengaku senang dengan pulihnya akses jaringan internet dan listrik. Terlebih dirinya menjalankan bisnis warnet. Pulihnya jaringan listrik dan internet membawa Bayu ke dalam rasa optimistis bahwa Palu segera bangkit.

"Saya belum berani buka usaha warnet lagi karena masih trauma dengan gempa. Yang kami bisa hanya bersih-bersih dari perabot yang masih berantakan," kata Bayu kepada Liputan6.com Senin (8/10/2018).

Warga lainnya, Naomi, menyatakan Palu harus segera bangkit. Sebab, bergantung dengan orang, apalagi pemerintah, sangatlah tidak enak. Dia pun kembali dengan aktivitasnya memulung mengumpulkan botol plastik dan lainnya. Ibu rumah tangga yang bermukim di Jalan Anoa itu memulung bersama kedua rekannya.

Botol plastik sisa air kemasan yang menumpuk di tenda-tenda warga, halaman kantor, dan sepanjang jalan jadi berkah dan rezeki tersendiri baginya dan kedua rekannya--bak rezeki nomplok.

"Cuma masalahnya pengepulnya lagi pulang ke Jawa. Jadi, botol plastik dan sisa gelas air kemasan ini belum bisa ditukar dengan uang. Kalau pembagian logistik dari pemerintah kami sudah dapat," kata Naomi.

Hal serupa dirasakan Tukiman. Pascagempa dan tsunami yang menghantam Pantai Talise, ia mengaku hanya mampu memilah besi dan aluminium di sekitar pantai dan kantor TVRI Palu. Lalu, ia kumpulkan dalam sebuah gerobak.

"Kita hanya cari besi dan aluminium untuk ditimbang," kata Tukiman.

Sementara itu data yang dihimpun melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sudah sebanyak 1.948 orang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Jumlah itu berdasarkan data yang masuk ke BNPB hingga Senin siang tadi.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya