Liputan6.com, Garut - Acara doa bersama menjadi penutup dari serangkaian aksi demo yang dilakukan warga atas insiden pembakaran bendera HTI yang terjadi saat hari santri nasional (HSN) 22 Oktober lalu di Limbangan, Garut, Jawa Barat.
Dalam agenda bertajuk ‘Aksi Damai 211 Bela Tauhid’ tersebut, sekitar seribu massa mendatangi lapangan Otista Alun-alun Garut. Mereka sepakat untuk menghentikan aksi dan mendukung langkah penegakan hukum yang dilakukan kepolisian. Â
Para forum komunikasi pimpinan daerah seperti Bupati Garut Rudy Gunawan, Wabup Helmi Budiman, Kapolres AKBP Budi Satria, dan Dandim Garut Letkol Infanteri Asyraf Aziz yang memantau aksi pun ikut berbaur untuk memanjatkan doa bersama.
Advertisement
Baca Juga
Mulanya, suasana aksi biasa saja. Seribuan massa dari ormas Islam yang kembali membawa bendera berlafadzkan tauhid menyuarakan aspirasinya dan memberikan dukungan kepada polisi untuk menyelesaikan kasus pembakaran bendera HTI.
"Ini adalah komitmen bersama dengan berdoa agar masyarakat Garut, aman, damai, dan penuh ukhuwah islamiyah," ujar Bupati Garut selepas mengikuti doa bersama dengan peserta aksi damai 211, di Garut, Jumat 2 Oktober 2018.
Menurutnya, konflik pembakaran bendera harus segera dihentikan semua pihak terutama umat islam. Lembaganya ujar Rudy, menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus tersebut kepada aparat penegak hukum, sehingga masyarakat diharapkan kembali rukun. "Kita harapkan semuanya kembali bahu membahu," kata dia.
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna menyambut baik pelaksanaan kegiatan istigotsah tersebut, menurutnya hal itu sangat positif untuk meredakan keadaan.
"Hari ini semuanya lancar, doakan saja hari Senin saat keputusan para tersangka (pembakaran dan pembawa bendera) dibacakan," ujar dia singkat.
Aksi demo penolakan pembakaran bendera HTI terjadi di Garut, hingga terjadi aksi di silang Monas, Jakarta. Dalam aksinya mereka meminta agar pemerintah turun tangan dan menjatuhkan hukuman bagi pelaku pembakaran bendera HTI itu.
Saksikan video pilihan berikut ini: