Reaktivasi Jalur Kereta Api Garut-Cikajang, Pemerintah Siapkan Rp1,5 Triliun

Saat ini tahap awal telah dimulai dengan proses inventarisasi dan survei jalur lama, validasi data hingga rencana pembongkaran bangunan dari Stasiun Garut menuju Cikajang.

oleh Jayadi Supriadin Diperbarui 24 Apr 2025, 22:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2025, 22:00 WIB
Rencana reaktivasi jilid 2 Garut-Cikajang sepanjang 27 kilometer (km), di Kabupaten Garut, Jawa Barat, bakal menelan anggaran hingga Rp1,5 triliun. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Rencana reaktivasi jilid 2 Garut-Cikajang sepanjang 27 kilometer (km), di Kabupaten Garut, Jawa Barat, bakal menelan anggaran hingga Rp1,5 triliun. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)... Selengkapnya

Liputan6.com, Garut - Rencana reaktivasi jilid 2 Garut-Cikajang sepanjang 27 kilometer (km), yang tengah disiapkan Pemerintah pusat bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, bakal menelan anggaran hingga Rp1,5 triliun. Kepala Dinas Perhubungan Garut, Satria Budi, mengatakan reaktivasi jilid 2 Garut-Cikajang, merupakan kelanjutan dari reaktivasi jilid 1 Cibatu-Garut sejauh 19 kilometer. “Beberapa aset PT KAI masih bisa dimanfaatkan, seperti yang sudah dilakukan di jalur Garut–Cibatu," ujar Satria Budi.

Menurutnya, rencana pengaktivan kembali jalur kereta api Garut-Cikajang sepanjang 27 km itu, merupakan agenda lama pemerintah pusat untuk mengoptimalkan mobilisasi Garut selatan dan sekitarnya menuju kota Garut Kota. “Saat ini tahap awal telah dimulai dengan proses inventarisasi dan survei jalur lama, validasi data hingga rencana pembongkaran bangunan dari Stasiun Garut menuju Cikajang,” papar dia.

Untuk mendukung rencana itu, Pemda Garut telah menyebarkan kuesioner pemberitahuan kepada masyarakat untuk mengukur tingkat dukungan terhadap proyek ini. “Kami ingin mengetahui sejauh mana dukungan terhadap reaktivasi kereta api Cikajang–Garut ini,” ujar dia.

Dalam hitungan awal, program reaktivasi jilid 2 Garut-Cikajang bakal menelan anggaran hingga Rp 1,5 triliun. Anggaran itu bakal digunakan untuk perbaikan jalur rel, pembangunan kembali stasiun, dan pengadaan sarana pendukung transportasi massal. “Kebutuhan moda transportasi  kereta api terus meningkat hingga menjadi perhatian pemerintah,” kata dia.

Rencananya, selain mobilisasi warga, moda transportasi kereta api di Garut, didesain untuk mengangkut hasil alam terutama pertanian, perkebunan dari wilayah selatan Garut. “Pokoknya hasil tani dari Cikajang nanti bisa langsung difasilitasi ke pasar di Bandung maupun Jakarta, sehingga bisa lebih efektif dan murah,” ujar dia.

Dengan upaya itu, Satria berharap kehadiran moda transportasi kereta api dapat mengurangi beban kemacetan lalu lintas darat, hingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. “Dengan pengaktifan kembali jalur tersebut, diharapkan mempermudah distribusi hasil tani dan menarik lebih banyak wisatawan ke Garut,” kata dia.

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya