5 Kesepakatan Ulama dan Ormas di Garut Usai Insiden Pembakaran Bendera HTI

Pembakaran bendera HTI yang terjadi 22 Oktober lalu di Garut sempat menjadi isu panas di lingkup yang lebih besar.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 02 Nov 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2018, 13:00 WIB
Silaturahmi ulama dan ormas di Garut
Silaturahmi ulama dan ormas di Garut

Liputan6.com, Garut Seluruh ulama dan pimpinan organisasi massa (ormas) di kabupaten Garut, Jawa Barat bersatu menyatakan sikap, untuk menciptakan kondisi yang aman, tentram di kabupaten Garut, usai insiden pembakaran bendera HTI beberapa waktu lalu.

Mahyar Suara, perwakilan ulama dan ormas Islam di Kabupaten Garut mengatakan, dalam pertemuan dengan sejumlah ulama dan ormas islam di Garut, disepakati beberapa poin penting untuk meredakan keadaan.

"Intinya adalah silaturahmi agar kembali aman," ujarnya. 

Kegiatan silaturahmi yang digagas Kapolres Garut, kemudian Dandim, Kejari serta Pemda Garut ini, diharapkan mampu mengembalikan keadaan Garut menjadi kondusif seperti semula.

Ada lima poin kesepakatan hasil silaturahmi ulama dan pimpinan ormas di Kabupaten Garut, yakni :

Pertama, sepakat untuk menjaga suasana kedamaian serta berupaya untuk meredam situasi agar tidak terus berkembang ke arah yang tidak diinginkan

Kedua, sepakat untuk tidak membawa permasalahan pembakaran bendera di kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut ke arah politik

Ketiga, para ulama dan pimpinan ormas di Garut telah bermusyawarah dan sepakat untuk menjaga kondusifitas di kabupaten Garut

Keempat, menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus pembakaran bendera tersebut kepada pihak kepolisian untuk diproses sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku

Kelima, sepakat untuk meningkatkan tali silaturahmi di antara ormas Islam di  Garut serta wajib menjungjung tinggi kalimat tauhid dan menjaga keuntuhan NKRI.

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan, usai kegiatan itu, lembaganya berencana kembali mengumpulkan seluruh jamaah ormas islam untuk melaksanakan doa bersama. 

Kejadian pembakaran bendera HTI yang terjadi pada saat Hari Santri Nasional (HSN) ya ke -3 pada 22 Oktober lalu, berbuntut panjang. Kejadian yang awalnya merupakan sikap spontanitas beberapa anggota banser, dengan membakar bendera HTI yang sudah disepakati tidak ada bendera lain selain merah putih berdampak luas.

Masyarakat muslim tanah air mengutuk pembakaran bendera itu yang mereka klaim sebagai bendera tauhid tersebut. Beruntung respon cepat dan tangkap yang dilakukan polisi dan TNI, mampu meredam situasi yang ada. Hingga akhirnya, Garut sudah kembali kondusif seperti semula.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya