Liputan6.com, Kebumen - Kebumen adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah pesisir selatan. Kotanya cukup kecil, tetapi banyak hal menarik terjadi di wilayah yang berjuluk Kota Santri ini.
Kisah menarik, inspiratif, mengundang tawa hingga duka silih berganti terjadi di Kebumen. Salah satu yang paling menyedot pembaca adalah rangkaian berita soal dua pria yang nekat berangkat haji bersepeda ontel.
Dua pria ini nekat berangkat haji bersepeda ontel lantaran hobinya memang bersepeda. Berbagai pesantren dan makam wali dan ulama di Jawa Tengah dan Jawa Barat telah mereka singgahi dengan bersepeda.
Advertisement
Berbekal paspor, mereka pun memulai perjalanan pada akhir semester pertama tahun 2018. Belakangan mereka gagal ke Makah dan Madinah. Regulasi haji membuat kedua orang ini tertahan di ujung pulau Sumatera.
Baca Juga
Kemudian, ada pula rangkaian kisah keluarga di Kebumen yang hidup bersama dengan 10 ekkor ular piton. Ukurannya tak main-main, bahkan ada yang beratnya nyaris 300 kilogram.
Ular-ular berukuran raksasa ini pun akrab dengan santri-santri kecil yang mengaji, tepat di depan rumah si pemilik ular. Dengan pengawasan si pemilik sekaligus pawang ular ini, anak-anak bebas membelai dan kadang berusaha menggendong ular yang lebih besar dari tubuh bocah mungil ini.
Kemudian, berikutnya ada berita soal Polwan cantik yang lihai berselawat serta bersuara merdu. Polwan ini seolah mereprestansikan Kebumen yang memiliki slogan Beriman berjulukan Kota Santri.
Lantas, meski kota kecil. Peristiwa tragis hingga mesum pun tetap terjadi di Kebumen. Ada peristiwa pembunuhan dipicu tabiat istri yang permintaannya di atas kemampuan suami, hingga penggerebekan pasangan mesum yang bikin geli polisi.
Berikut 5 berita heboh Kebumen sepanjang 2018:
Nasib 2 Pria Kebumen yang Nekat Naik Haji Bersepeda Ontel
Awal Mei 2018 lalu, jagat maya Kebumen, Jawa Tengah, dan sekitarnya dibikin heboh oleh kabar dua pria setengah baya yang nekat berangkat naik haji bersepeda ontel. Mereka bakal menempuh perjalanan ribuan kilometer ke Tanah Suci, Mekah dan Madinah.
Mereka dilepas oleh keluarga, segenap sanak famili, dan tetangganya dengan doa-doa. Kenekatan dua pria yang berniat haji bersepeda ontel ini menginspirasi banyak orang.
Dua orang ini adalah Kiai Khudori, asal Desa Roworejo Kecamatan Kebumen dan Nurudin, warga Desa Sidomoro, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Dua pria setengah baya itu ditautkan oleh niat berangkat haji bersepeda ontel.
Pemiliknya adalah Munding Aji (30). Di kandang-kandang yang berjejer rapi di samping rumahnya, terdapat 10 ekor ular piton berbagai umur dan ukuran.
Terbesar adalah Rambo, ular piton berumur 10 tahun. Rambo berukuran panjang delapan meter dan berbobot 300 kilogram alias tiga kuintal.
Advertisement
Kisah Keluarga di Kebumen yang Hidup dengan 10 Ular Piton Raksasa
Ular, termasuk ular piton, kerap diasosiasikan sebagai hewan berbahaya, jahat, dan mematikan. Tak aneh dalam berbagai mitologi, iblis digambarkan sebagai sesosok ular berbisa.
Apalagi akhir-akhir ini masyarakat dibikin khawatir dengan peristiwa seorang perempuan Sulawesi yang ditelan ular piton. Penggambaran ular sebagai hewan ganas nan mematikan itu kembali meruap.
Segala hal tentang ular digambarkan mengerikan. Ukuran ular, bisa ular, bahkan, desisan ular yang sebenarnya suara napas pun menjadi hal paling mengerikan.
Namun, seluruh hal mengerikan tentang ular itu runtuh seketika tatkala berkunjung ke Desa Pejagoan Kabupaten Kebumen. Di desa ini, ada satu keluarga yang hidup dengan ular-ular piton berukuran raksasa.
Pemiliknya adalah Munding Aji (30). Di kandang-kandang yang berjejer rapi di samping rumahnya, terdapat 10 ekor ular piton berbagai umur dan ukuran.
Terbesar adalah Rambo, ular piton berumur 10 tahun. Rambo berukuran panjang delapan meter dan berbobot 300 kilogram alias tiga kuintal.
Polwan Cantik yang Beraksi Bak Sabyan Gambus Bikin Warganet Penasaran
Warganet Kebumen, Jawa Tengah ramai memperbincangkan video polwan cantik yang melantunkan selawat yang dipopulerkan oleh grup band religi Sabyan Gambus. Mereka kesengsem dan penasaran dengan sosok polwan tersebut.
Dalam video berdurasi satu menit itu, Polwan berhijab menyanyikan selawat yang berjudul "Law Kana Bainanal Habib" di YouTube.
Belakangan, musik gambus yang diaransmen secara modern memang tengah digandrungi masyarakat Indonesia. Grup-grup hadroh di pedesaan pun turut larut melantunkan selawat-selawat yang tengah naik daun ini.
Video itu pun ramai dibagikan warganet di berbagai linimasa. Tak sedikit pula, warganet yang lantas kembali mengunggah video polwan cantik berselawat ini di jejaring pertemanan Facebook, Instagram, maupun aplikasi lainnya berbasis android lainnya.
Pujian pun banyak dilontarkan warganet karena merdunya selawat yang dilantunkan Polwan cantik yang diketahui memang bertugas di Polres Kebumen itu. Salah satunya di akun Instagram Polres Kebumen.
Advertisement
Digerebek di Hotel, Pasangan Mesum Bertopeng Bikin Geli Polisi
Banyak cara dilakukan pasangan mesum yang kedapatan “ngamar” di hotel untuk mengelabui petugas. Itu dilakukan lantaran tak bisa menunjukkan biodata yang membuktikan bahwa mereka pasangan sah.
Kejadian lucu bin unik pun kerap terjadi saat penggerebekan hotel. Ini pula yang terjadi di Kebumen, Jawa Tengah, saat Polres gencar menggelar razia penyakit masyarakat yang biasa disebut Mo-limo, lima pantangan yang diajarkan oleh Sunan Ampel pada masa penyebaran Islam di tanah Jawa.
Mo, secara etimologi diartikan sebagai kata “Moh” yakni ungkapan tidak mau atau menghindari. Lima pantangan yang harus dihindari adalah main atau judi, maling atau mencuri, madon atau selingkuh atau prostitusi, mabok atau minuman keras, dan madat alias narkoba.
Sebanyak tujuh pasangan mesum digulung oleh petugas Polres Kebumen dalam penggerebekan sejumlah hotel. Uniknya, salah satu pasangan mesum yang terciduk menggunakan topeng.
Saat itu, petugas mengetok pintu kamar hotel. Namun, pintu tak kunjung dibuka. Setelah beberapa lama dibumbui dengan ancaman akan didobrak, pintu pun terbuka.
Drama Pengantin Baru, Tabiat Istri Menabur Duka
Riak dalam rumah tangga biasa terjadi, terutama pada pasangan suami-istri yang baru menikah. Akan tetapi, tak ada seorang pun menginginkan konflik itu berujung penganiayaan bahkan pembunuhan.
Tetapi, nyatanya, peristiwa tragis itu terjadi. DR (38) warga Bonorowo, Kebumen tega menganiaya istrinya Eni Hermawati (27) hingga meninggal dunia.
Padahal, mereka adalah pengantin baru. Keduanya menikah pada April 2018 lalu. Itu berarti, ketika konflik itu pecah, Kamis dinihari, 15 November 2018, mereka baru setengah tahun mengayuh mahligai rumah tangga.
Ironisnya, usai membunuh istrinya , DR nekat berusaha mengakhiri hidup dengan menenggak racun. Barangkali ia menyesal atau takut karena harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Berbeda dengan Eni yang ditemukan meninggal dunia oleh ayah kandungnya, JS (63), DR ditemukan masih bernyawa. Hanya saja, ia ditemukan dengan kondisi mulut berbusa akibat menenggak racun.
Advertisement