Penyebab Lulusan SMA dan Perguruan Tinggi Dominasi Pengangguran di Malang

BPS mencatat tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang jadi yang tertinggi di Jawa Timur dengan salah satu penyebabnya selektif memilih pekerjaan

oleh Zainul Arifin diperbarui 31 Jan 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2019, 09:00 WIB
Penyebab Lulusan SMA dan Perguruan Tinggi Dominasi Tingkat Pengangguran di Kota Malang
Pencari kerja antre di salah satu bursa lowongan pekerjaan di Kota Malang, jawa Timur (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang mencapai 6,79 persen, jadi tertinggi di Jawa Timur. Didominasi oleh pengangguran dengan tingkat pendidikan SMA ke atas yang sangat selektif dalam memilih pekerjaan.

Kepala Seksi Statistik BPS Kota Malang, Henry Handoko mengatakan, jumlah pengangguran terbuka di kota ini sebanyak 30.898 jiwa dari total 454.849 jiwa angkatan kerja berdasarkan hasil survei angkatan kerja nasional pada Agustus 2018.

“Sekarang kami menyiapkan survei serupa untuk melihat data terbaru pengangguran terbuka di kota ini,” kata Henry di Malang, Selasa, 29 Januari 2019.

Dari jumlah pengangguran terbuka itu, didominasi oleh mereka berlatar belakang pendidikan cukup. Lulusan SMA dan SMK mencapai 42,11 persen dan perguruan tinggi sekitar 32,83 persen. Sedangkan yang tamat SMP hanya 6,57 persen dan SD sekitar 18,49 persen.

“Kelompok masyarakat dengan pendidikan SMA ke atas itu cenderung selektif dalam memilih pekerjaan,” ujar Henry.

Lulusan perguruan tinggi misalnya, mereka tak buru-buru pulang ke kampung halamannya. Diperkirakan memilih menunggu sampai mendapat pekerjaan yang dinilai cocok. Atau menunggu adanya pengumuman penerimaan seleksi pegawai negeri.

Secara keseluruhan, tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang menurun dibanding tahun lalu. Pada 2017 silam, angka penganggurannya hanya 7,22 persen atau sebanyak 31.993 jiwa dari total 443.035 jiwa angkatan kerja.

“Selama dua tahun berurutan itu juga termasuk yang tertinggi di Jawa Timur, meski pun secara jumlah ada penurunan,” ucap Henry.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya