Liputan6.com, Surabaya - Polda Jatim terus membuka berbagai kemungkinan atas kasus mutilasi yang menimpa guru tari, Budi Hartanto (28).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi, Frans Barung Mangera mengatakan, tim forensik menganalisis luka yang ditemukan di tubuh korban untuk mengetahui durasi waktu penganiayaan hingga korban ditemukan meninggal dunia.
"Di antaranya luka sayatan di tangan," tuturnya, Jumat (5/4/2019).
Advertisement
Barung menyampaikan, analisis luka pada tubuh korban diperlukan sebagai bagian dari proses merangkai peristiwa dengan petunjuk-petunjuk lainnya yang ditemukan penyidik, termasuk untuk menemukan siapa pelaku dan motifnya.
"Motifnya apa baru diketahui kalau pelakunya sudah ditemukan, begitu urutannya," kata Barung.
Barung mengungkapkan, muncul spekulasi motif pelaku membunuh korban karena dendam, dipicu masalah asmara atau lainnya. Spekulasi dendam dilihat dari cara pelaku membunuh korban. Namun, hal itu perlu dibuktikan.
"Karena sepeda motor korban hilang. Bisa jadi motif lain," ucapnya.
Barung mengatakan, pihak yang sudah dimintai keterangan saat ini bertambah menjadi tiga belas orang. Ditanya apakah penyidik sudah mengantongi identitas pelaku berdasarkan petunjuk-petunjuk yang dikantongi, dia menjawab, "Sudah mengerucut. Sabar, kasus ini pasti terungkap tuntas.".
Sebelumnya, Budi Hartanto (27) warga Mojoroto Kota Kediri, yang berprofesi sebagai guru tari ini ditemukan tewas di dalam koper yang ditemukan di semak-semak dekat sungai di Desa Karanggondang Kecamatan Udan Awu Blitar Jawa Timur.
Simak juga video pilihan berikut ini: