Buah Keranji dari Badui Disukai Orang Arab

Buah berkulit hitam dengan buah berwarna oranye itu masuk kategori langka karena tanamannya yang berada di hutan kawasan ulayat Badui berusia ratusan tahun.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 11 Mei 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2019, 05:00 WIB
Lembah Barokah Ciboleger
Lembah Barokah Ciboleger, tempat permukiman mualaf Baduy, 500 meter dari Terminal Ciboleger (foto M Syakur Usman).

Liputan6.com, Lebak - Petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, mulai memanen buah keranji. Mereka menjualnya dengan harga di tingkat penampung mencapai Rp35.000/kilogram.

"Kami sangat terbantu ekonomi keluarga dengan tibanya musim panen buah keranji ini," kata Santa (45), seorang petani Badui, saat dihubungi di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Kamis (10/5/2019), dilansir Antara.

Komoditas unggulan petani Badui yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi petani, selain durian juga buah keranji.

Kawasan Badui sangat diuntungkan dari dua komoditas buah tersebut karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.

"Kami memiliki hanya beberapa pohon dan dipastikan bisa menghasilkan pendapatan Rp15 juta," katanya

Sarip (55), seorang petani Badui, mengatakan biasanya buah keranji dari Badui itu dipasok ke Jakarta melalui penampung.Saat ini, penghasil terbesar buah keranji di Kabupaten Lebak hanya berada di kawasan Badui.

Sebab, masyarakat Badui sangat mencintai pelestarian lingkungan alam dengan tidak melakukan penebangan pohon.

Bahkan, masyarakat Badui terus mengoptimalkan gerakan penghijauan dengan menanam aneka jenis tanaman keras maupun buah-buahan.

"Kami berharap panen tahun ini bisa menghasilkan lebih besar dibandingkan panen sebelumnya," katanya.

 

Keranji dari Badui Kualitas Bagus

Hudori, seorang pedagang, mengatakan keranji dari Badui kualitasnya cukup bagus sehingga harga di pasaran cukup baik, bahkan dilirik oleh perusahaan agen eksportir di Jakarta untuk dipasok ke Timur Tengah.

Buah berkulit hitam dengan buah berwarna oranye itu masuk kategori langka karena tanamannya yang berada di hutan kawasan ulayat Badui berusia ratusan tahun.

Buah keranji rasanya asam dan manis juga sangat cocok untuk masyarakat Timur Tengah. Karena itu, kata dia, buah keranji diminati warga Arab, mulai anak-anak hingga orang dewasa.

"Kami menampung buah keranji dari Badui nanti dipasok ke Jakarta," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya