Kekuatan Sang Ibu 'Menerbangkan' Kelima Anaknya dengan Layang-Layang

Anak kedua saya sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri dengan jurusan tata rias, anak ketiga sekolah di SMK, anak keempat sekolah di SMP dan anak ke lima masih SD.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jun 2019, 04:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2019, 04:00 WIB
Layang-layang Raksasa di Prancis
Layang-layang terbang menghiasi langit selama Festival Layang-Layang Internasional ke-33 di Berck-sur-Mer, Prancis utara, Sabtu (6/4/2019). Festival Layang-Layang Internasional ini diselenggarakan setiap bulan April dan berlangsung selama 10 hari. (Photo by Philippe HUGUEN / AFP)

Liputan6.com, Padang - Kendati hanya berjualan layangan di pantai Padang, Rita berhasil menyekolahkan lima orang anaknya bahkan ada yang sudah meraih gelar Sarjana di salah satu perguruan tinggi negeri di Padang.

Ia mempunyai delapan orang anak, empat orang di antaranya sedang menempuh pendidikan, tiga orang lainnya masih kecil, sedangkan anak pertamanya telah meraih gelar sarjana dan sudah bekerja.

"Anak kedua saya sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri dengan jurusan tata rias, anak ketiga sekolah di SMK, anak keempat sekolah di SMP dan anak ke lima masih SD," katanya.

Rita mulai berjualan layangan sejak lima tahun yang lalu.

Dia mengakui untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sekolah anaknya hanya melalui hasil penjualan layangan sehari-hari di pantai Padang.

"Biasanya pantai Padang selalu ramai di hari libur seperti Lebaran, tahun baru, libur sekolah, hari Sabtu, dan Minggu," katanya dilansir Antara.

Ia juga mengatakan biasanya saat libur Lebaran dan tahun baru penjualan layangan meningkat mencapai Rp3.000.000 perhari, namun saat Sabtu dan Minggu hanya Rp300.000, dan hari biasanya hanya Rp30.000 hingga Rp70.000 per hari.

Layangan yang dibuat Rita merupakan hasil karya ia sendiri beserta anak-anaknya, layangan tersebut dijualnya Rp10.000 per lembar.

Meskipun banyak pembeli saat Lebaran, ia tidak pernah menaikkan harga layangan dari harga biasanya walaupun pedagang lainnya menaikkan harga menjadi Rp15.000 per lembar.

"Lumayanlah dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan sekolah anak-anak," kata Rita.

Rasa Syukur

Ilustrasi layang-layang
Ilustrasi layang-layang (Sumber: Pexels)

Ia juga mengatakan suaminya sudah lama berhenti bekerja karena sesak napas, sehingga ia harus berjuang sendiri menafkahi keluarga.

"Saat ini suami saya hanya di rumah merawat anak saya yang sakit cacat, kalau ke pantai takutnya sesak napas beliau kambuh," ungkapnya.

Meskipun demikian Rita selalu bersyukur dan bangga dengan usaha yang ditekuninya.

"Ketimbang harus mengemis, lebih baik jualan begini walau hanya sekedar mencukupi kebutuhan sehari-hari yang terpenting anak-anak pada sekolah dan jadi sarjana," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya